Harianbengkuluekspress.id - Penolakan warga Desa Talang Alai Kecamatan Air Periukan atas adanya kuari yang akan beroperasi di desa mereka, saat ini sudah masuk babak baru.
Kamis 4 Juli 2024 bertempat di ruangan Asisten III pihak perusahaan bersama masyarakat yang menolak keberadaan kuari batu tersebut telah dilakukan mediasi oleh Asisten III, Ridwan Sabrin.
Dikatakan Mujamil warga Desa Talang Alai seusai mediasi mengatakan untuk saat ini masyarakat masih menolak. Namun hal tersebut selaku perwakilan masyarakat yang menolak karena masih ingin koordinasi dahulu kepada masyarakat lainnya, karena harus berdasarkan keputusan bersama.
"Untuk sementara ini kami pendirian masih seperti itu, masih lakukan penolakan. Karena hasil mediasi belum ada kesimpulan, untuk kedepan kami bisa menerima keberadaan kuari bisa saja tetap dengan pendirian kami" jelas Mujamil.
BACA JUGA:Penggunaan LPG 3 Kg Meningkat, Terjadi Menjelang Event Ini di Kota Bengkulu
BACA JUGA:TNI AL Bangun 3 Titik Jalan di Kaur, Ini Lokasinya
Dilanjutkannya, masyarakat dijanjikan dengan berbagai macam kontribusi dari pihak perusahaan kuari batu seperti, CSR dan pekerja dari masyarakat desa setempat. Namun masyarakat tetap mengharapkan bahwa kuari tersebut tutup karena berdasarkan pengalaman, disampaikannya bahwa keberadaan kuari batu tidak ada dampak baiknya bagi masyarakat.
"Untuk keputusannya kami akan musyawarah dulu, kami akan berkoordinasi ke perangkat dan Kepala Desa. Kalau maunya masyarakat iya tutup, karena berdasarkan pengalaman dahulu keberadaan kuari batu tidak pernah menguntungkan masyarakat" sampainya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Asisten III, Ridwan Sabrin membenarkan telah mempertemukan pihak masyarakat dengan pihak kuari batu, dikatakannya sudah duduk bersama untuk mencari solusi yang terbaik.
BACA JUGA:Festival Tabut Dibuka Besok Malam, Sandiaga Ajak Masyarakat Indonesia ke Bengkulu
"Alhamdulillah sudah sepakat, masyarakat masih ingin melakukan musyawarah di desa dulu dan pihak perusahaan telah menyetujui kompensasi yang dituntut oleh masyarakat. Kita hanya memfasilitasi, untuk masalah kesepakatan pihak perusahaan bisa berkomunikasi langsung dengan masyarakat" jelasnya.(Jefrianto)