Harianbengkuluekspress.id- Pengalihan slot time pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 mejadi catatan khusus Kementerian Agama.
Pengalihan slot time penerbangan itu terjadi pada 46 kelompok terbang (kloter) jemaah Indonesia pada gelombang 1 pemulangan.
Atau ebanyak lebih kurang 18.000 jemaah yang berangkat pada gelombang pertama (mendarat di Madinah) terdampak.
Yang semestinya pulang melalui Jeddah. Karena maskapai gagal mendapatkan slot time di Bandara Jeddah, jemaah harus pulang melalui Madinah.
Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab memastikan pengurusan slot time penerbangan jemaah haji menjadi kewajiban maskapai. Dimana proses tata kelolanya dilakukan masing-masing maskapai dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi.
Saiful menegaskan, Kemenag tidak memiliki wewenang untuk mengajukan slot time, karena itu sudah masuk dalam item kontrak berdasarkan skema pemberangkatan yang harus dipenuhi maskapai.
BACA JUGA:Besok Awal Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru, Ini Kiat Orang Tua Agar Anak Tidak Tegang
BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru, Sekolah Naungan Kemenag Gunakan Kurikulum Baru, Begini Keunggulannya
"Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slottime. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines. Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan," tegas Saiful Mujab.
Diakui Saiful, memang pernah rapat dengan GACA untuk membahas pengajuan slot time. Namun, GACA meminta Airlines yang mengajukan slot time sesuai kebutuhan Kemenag.
"Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat. Kita sudah menyerahkan jadwal penerbangan jemaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA. Tapi entah kenapa, Garuda tidak segera koordinasi dengan GACA. Sedangkan Saudia Airlines bergegas mengajukan sehingga mendapat slot time, sementara Garuda lambat pengajuannya," papar Saiful Mujab.
"Saudia bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA, sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat, " sambungnya.
"Karena slot time ini berebut dengan Airlines dari semua negara pengirim jemaah haji, maka Garuda tidak kebagian slot time yang dibutuhkan untuk membawa jemaah haji sesuai kontrak penerbangan," tandasnya. (**)