Harianbengkuluekspress.id - Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bengkulu mencatat bahwa harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Bengkulu mempengaruhi industri pariwisata di Bengkulu.
Bahkan kunjungan wisatawan ke Festival Tabut 2024 turut dipengaruhi oleh membaiknya harga TBS kelapa sawit diangka Rp 2.500 per kilogram saat ini.
Ketua DPD ASPPI Bengkulu, Krisna Gamawan mengatakan, pariwisata di Bengkulu juga dipengaruhi oleh TBS Kelapa Sawit. Sebab, ketika harga TBS turun, masyarakat sepi mengunjungi destinasi wisata.
Namun, ketika harga TBS naik, banyak masyarakat mengunjungi destinasi wisata di daerah.
"Kalau bicara pengaruh, pasti ada, tentu saja itu berpengaruh," kata Krisna, Minggu 14 Juli 2024.
BACA JUGA:Penyaluran KUR di Bengkulu Baru Rp 1 Triliun, Lembaga Penyalur Diminta Lakukan Ini
BACA JUGA:1,3 Kg Sabu, 281 Tersangka, Diamankan Polda Bengkulu Selama Pelaksanaan Operasi Ini
Krisna mengatakan, rata-rata masyarakat di Bengkulu banyak berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Bahkan, beberapa ada yang berprofesi sebagai karyawan sekaligus petani kelapa sawit.
Ketika harga TBS naik, mereka juga rutin berwisata, baik berwisata di daerah maupun luar daerah.
"Kalau harga TBS naik, banyak yang berwisata, bahkan pemesanan tiket pesawat untuk liburan juga meningkat," tuturnya.
Meski begitu, kenaikan harga TBS di Bengkulu mencapai 2.500/kilogram pada Juli ini, menurut Krisna belum begitu berdampak terhadap pelaku industri pariwisata.
Belum berdampaknya hal tersebut disebabkan, kenaikan harga kelapa sawit yang belum begitu maksimal.
"Kita lihat belum ada pengaruh, namun biasanya kalau TBS sudah diatas Rp 2.500 per kilogram itu ada pengaruhnya biasanya," kata Krisna.
Krisna berharap, pemerintah daerah dapat menjaga harga TBS kelapa sawit tetap tinggi. Sehingga dampaknya juga besar, tidak hanya ke pelaku industri pariwisata, namun juga ke industri lainnya seperti perdagangan besar dan kecil.
"Harga TBS harus dijaga, agar bisa berdampak besar pada banyak sektor usaha di daerah," tutupnya.(999)