Harianbengkuluekspress.id-Dalam 2 hari ini, nilai tukar rupiah terus menguat terhadap nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Diharapkan nilai tukar rupiah dapat terus menguat.
Dilansir dari data Bloomberg, kurs rupiah terhadap dolar AS pada hari ini, Kamis 18 Juli 2024 pukul 08.57 WIB berada di Rp 16.100 atau menguat 79,5 poin (0,49 persen).
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, kondisi nilai tukar Rupiah yang kembali menguat dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dalam memitigasi dampak rambatan global.
Ia mengaku BI terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.
BACA JUGA:Update Harga Emas, Kamis 18 Juli 2024, Produksi Antam dan UBS di Pegadaian
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini, Insya Allah Memiliki Jabatan yang Mulia
Hingga 15 Juli 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp775,45 triliun, 1,82 miliar dolar AS, dan 267 juta dolar AS.
Penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, tecermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp220,35 triliun (28,42% dari total outstanding).
Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga memperkuat efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah dan pengendalian inflasi.
Selain itu, BI juga memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
“Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut dipengaruhi oleh komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan fundamental perekonomian Indonesia yang kuat,” ujar Perry.
BACA JUGA:Amalkan Doa Ini Saat Ibu Kita Sakit, Insya Allah Lekas Sembuh
BACA JUGA:Peringatan HKN 2024, Ini Harapan Bupati Mukomuko
Perry memprediksi nilai tukar Rupiah terus bergerak stabil dalam kecenderungan menguat, sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia,
Serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing. (*)