Harianbengkuluekspress.id - Jenazah Briptu Anumerta Sony Bintang Alfalah, Bintara Satreskrim Polres Seluma yang gugur saat menangkap pelaku penganiayaan berat di
di daerah Perkebunan Gena Kayu Agho Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara, Seluma dimakamkan di TPU Padang Jati Kota Bengkulu, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Suasana haru sangat terasa di rumah Briptu Anumerta Sony Bintang Alfalah (23) di Jalan Flamboyan, Kelurahan Kebun Kenanga, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, Sabtu 3 Agustus 2024.
Anak pertama pasangan Achwan Zarmidi (52) dan Mariyanti Ibrahim (48) tersebut meninggal dunia saat menjalankan tugas menangkap pelaku penganiayaan di perkebunan Gena Kayu Agho, Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Jumat, 2 Agustus 2024. Korban meninggal dunia karena mengalami luka parah di beberapa bagian tubuh akibat bacokan parang dari pelaku penganiayaan yang akan ditangkap.
BACA JUGA:DAK Fisik Rp 24,37 Miliar untuk Bengkulu Hangus, Berikut Rincian per Kabupaten/Kota
BACA JUGA:Adu Kuat 3 Bapaslon di Pilkada Kepahiang 2024, Siapa Unggul?
Jenazah Briptu Anumerta Sony kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara pada Jumat malam. Selanjutnya pada Sabtu siang dimakamkan secara kedinasan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padang Jati, Jalan Beringin, Kelurahan Padang Jati, Kota Bengkulu.
Sembari menahan air mata, Paman Briptu Anumerta Sony, Irawan Zohri menceritakan niat baik Briptu Sony setelah menjadi anggota Polri.
"Dia ini kan anak tertua, adiknya 11 tahun lebih muda dari dia. Jadi dia janji akan bertanggung jawab membiayai pendidikan adiknya sampai selesai," ujar Irawan.
Tiga hari sebelum kejadian, Briptu Sony main ke rumah Irawan dengan prilaku sangat gembira. Tetapi saat disuruh makan tidak mau, padahal setiap main ke rumah Irawan saat ditawari makan tidak menolak.
Alasannya ingin cepat-cepat pergi ke Seluma.
Sebelum berangkat bertugas melaksanakan penangkapan, Briptu Sony mengirim pesan WhatsApp kepada ibunya, mengatakan akan pergi melakukan penangkapan pada hari Jumat.
Setelah mengirim pesan, tidak ada kabar lagi dari Briptu Sony, saat orang tua mengubungi tidak ada balasan. Setelah ditelusuri pihak keluarga, ternyata Briptu Sony dilaporkan sudah dibawa ke rumah sakit.
"Tiga hari lalu main ke rumah saya, prilakunya gembira terus. Disuruh makan tidak mau, padahal biasanya mau. Katanya mau cepat-cepat ke Seluma lagi malam harinya," imbuh Irawan.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga Briptu Sony sudah ikhlas, karena kejadian tersebut merupakan risiko menjadi anggota Polri. Yang terpenting, selama 3 tahun menjadi anggota Polri, Briptu Sony selalu taat kepada semua aturan institusi Polri, menjalankan semua tugas yang diperintah pimpinan.