Harianbengkuluekspress.id- Kabar mengejutkan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79 calon Petugas Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Petugas Paskibraka muslimah diduga "dipaksa" lepas jilbab pasca Pengukuhan anggota Paskibraka di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur 13 Agustus 2024 viral di media sosial.
Akun media sosial atas nama Irwan Indra yang diketahui wakil sekretaris jenderal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Pusat, menulis di akunnya " Dari dulu, ketika paskibraka ada dibawah binaan kami.. tidak ada pemaksaan soal keyakinan adik2 dengan latar belakang agama apapun..tapi kini dengan alasan keseragaman adik2 "dipaksa" untuk melepas jilbabnya.. ini tidak bisa dibiarkan...lawaaaan.."
Terkait hal itu, Wakil Serketaris Jenderal Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Pusat, Irwan Indra mengaku terkejut saat pengukuhan anggota Paskibraka pada 13 Agustus lalu, didapati tidak satupun anggota Paskibraka muslimah yang berjilbab.
" Kita kaget, koq ada yang berubah. ketika adik-adik Capaska dikukuhkan oleh Presiden di Istana Negara IKN. Tidak ada satupun Capaska Putri yang dikukuhkan mengenakan hijab/jilbab. Semuanya seragam, lepas hijab, " ujarnya.
BACA JUGA:76 Anggota Paskibraka yang Bertugas di IKN Dikukuhkan Presiden Jokowi, Berikut Daftar Nama-namanya
BACA JUGA:Logical Fallacy Penyediaan Alat Kontrasepsi Bagi Kalangan Remaja dan Usia Sekolah
Dari situ kemudian muncul kerisauan di para senior di PPI daerah-daerah di Indoneia.
Setelah ditelusuri, ternyata dari 38 provinsi ada 18 Provinsi Capaska putri yang berjilbab untuk jadi petugas Paskibraka pusat.
"Kita cek ke semua PPI ke provinsi. Apakah benar tidak pakai jilbab? Mereka ramai bersuara, 18 provinsi pakai jilbab. Ada adik-adik kita yang sudah sejak SD sudah pakai jilbab, Masak iya adik adik yang sudah terbiasa sejak kecil pakai jilbab dengan sukarela melepasnya?" kata Irwan.
Ia meyakini, lepasnya jilbab sebagian patugas Paskibraka karena faktor tekanan. "Nggak mungkin mereka sukarela, pasti ada tekanan," kata dia.
Ia menceritakan pengalamnya ketika jadi pembina paskibraka, apapun yang diperintahkan kepada adik-adik, tidak akan ada yang bernai menolaknya.
Ia meyakini lepas hijab bukan kesukarelaan capaska,
ia menduga ada perintah atau bentuk tekanan yang membuat adik- adik "Terpaksa "melepas jilbabnya.
BACA JUGA:Hasil Seleksi Beasiswa Santri Berprestasi Diumumkan, Peserta Bisa Cek Disini