Harianbengkuluekspress.id - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) bersama Ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) mendukung penuh Program Percepatan Penurunan Stunting.
Salah satunya dengan mewujudkan Program Gaek Asuh Anak Stunting (GAAS KEUN) Stunting yang merupakan inovasi Pemkab BS.
Kepala Dinsos BS, Efredy Gunawan SSTP MSi pada menyampaikan pengentasan stunting merupakan program pemerintah pusat yang wajib ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah (Pemda), khususnya Pemkab BS.
Untuk di Pemkab BS sendiri pengentasan stunting dengan cara turun langsung ke lapangan untuk melakukan intervensi kepada anak-anak yang didata masuk dalam status anak stunting.
BACA JUGA:Pendaftaran Terakhir Lusa, Bank Mandiri Buka Lowongan Kerja, Berikut Syaratnya
BACA JUGA:Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Timnas Indonesia VS Arab Saudi, Ini Jadwal Tandingnya
"Melalui Program GAAS KEUN kami terjun langsung ke lapangan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Pemerintah terkait percepatan Penurunan Stunting," ujar Efredy kepada BE, Rabu 4 September 2024.
Lebih lanjut, Efredy mengatakan terbaru pihaknya melakukan kunjungan kepada balita berisiko Stunting di Desa Kemang Manis dan Bandung Ayu Kecamatan Pino Raya. Pada kunjungan tersebut Dinsos tidak sendiri, karena ikut hadir juga kepala desa setempat, ahli gizi, Puskesmas, penyuluh kesehatan dan kader desa setempat, Rabu 4 September 2024.
"Selain memantau gizi dan perkembangan anak Balita, Tim juga meneliti dan mengawasi Faktor lain yang dapat menyebabkan Stunting seperti pola asuh, sanitasi dan lingkungan sekitarnya," katanya.
BACA JUGA:Kemendikbud Dukung Lokovasia 2024, Mengembangkan Kekayaan Musik Tradisi Nusantara
Efredy menjelaskan stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang tidak sesuai dengan standar, akibat kekurangan gizi kronis. salah satu faktor utama penyebab stunting dapat terjadi karena asupan nutrisi yang tidak memadai, baik pada ibu hamil maupun anak saat masa pertumbuhan.
"Sehingga pada kunjungan ini kami bukan hanya mengecek kesehatan anak, tetapi memberikan bantuan asupan bergizi kepada anak," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Efredy juga mengungkapan kekhawatirannya jika semakin tinggi angka stunting di BS tidak segera diatasi. Maka akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan semakin sulit bersaing.
BACA JUGA:Kota Bengkulu Rawan Banjir, Ini Strategi DISUKA untuk Mengatasinya
"Maka membutuhkan perhatian serius, mulai mengintervensi gizi spesifik yakni intervensi kepada anak pada 1000 hari pertama kelahiran dan intervensi gizi sensitif yakni intervensi pendukung," pungkasnya. (Renald)