Petani Minta Pembangunan Jalan Kebun, Ini Keterangan Asosiasi Petani Kelapa Sawit di Bengkulu

Senin 14 Oct 2024 - 22:02 WIB
Reporter : Rewa Yoke
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Asosiasi Petani Kelapa Sawit di Bengkulu meminta kepada pemerintah membangun jalan kebun sawit menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) kelapa sawit. Hal itu dilakukan mengingat jalan memiliki peran yang cukup strategis dalam meningkatkan produktivitas tanaman sawit.

Ketua APKS Provinsi Bengkulu, Edy Mashury mengatakan saat dikonfirmasi BE, Senin, 14 Oktober 2024, ''Pembangunan jalan kebun menjadi salah satu faktor yang bisa membuat produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat.''

Sebab, ketika akses jalan menuju kebun dalam kondisi bagus, petani akan semangat merawat tanaman sawit. Sebaliknya ketika akses jalan masih berupa tanah cenderung membuat petani malas ke kebun.
"Kalau jalan kebun bagus petani akan semakin semangat merawat kebun, mengangkut TBS kelapa sawit ke luar kebun juga semakin lancar," kata Edy, Senin 14 Oktober 2024.

Edy berharap, pemerintah bisa memanfaatkan DBH kelapa sawit untuk membangun Jalan Kebun. Sebab kebanyakan DBH hanya fokus untuk pembelian bibit dan hal yang belum tentu bisa meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

"Kami minta pemerintah memanfaatkan DBH kelapa sawit untuk membangun jalan kebun, karena itu demi kesejahteraan petani sawit," tutupnya.

Menurut Pengamat Pertanian Bengkulu, Prof Dr Zainal Muktamar SP MSi, akibat jalan kebun yang tidak dibangun membuat petani sering mengabaikan pentingnya jalan kebun. Sehingga berakibat pada produktivitas rendah.

"Banyak petani kadang mengabaikan jalan kebun, padahal itu penting untuk meningkatkan produktivitas," ungkap Zainal.

Ia menjelaskan, alasan jalan kebun bisa meningkatkan produktivitas tanaman sawit yakni karena bisa mendorong petani lebih semangat untuk melakukan pemupukan. Sehingga ketika akses jalan menuju kebun masih berupa tanah atau tanpa aspal, petani sawit cenderung enggan memupuk tanaman mereka karena kesulitan akses.

"Coba lihat, ketika jalan masih berupa tanah, membuat petani sawit malas memupuk tanaman sawit. Sebab, mereka saja mau ke kebun perlu usaha ekstra, apalagi untuk membawa pupuk," jelas Zainal.

Kondisi ini menimbulkan keprihatinan bagi otoritas pertanian dan petani sawit di Bengkulu. Keterbatasan akses jalan bukan hanya menghambat distribusi pupuk, tetapi juga mengurangi produktivitas dan kualitas tanaman sawit. Dalam situasi ini, peran pemerintah dan lembaga terkait menjadi krusial dalam memperbaiki infrastruktur jalan di sekitar kebun sawit.

"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan akses jalan menuju kebun sawit," pungkasnya.

Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi mengatakan, banyak akses jalan kebun menuju kebun dalam kondisi sulit untuk dilalui ketika musim hujan. Meski begitu, pemerintah provinsi tidak bisa mengakomodir seluruh jalan tersebut. Sebab pembangunan jalan kebun membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

"Pembangunan jalan kebun itu anggaranya tidak sedikit, makanya kami terbatas membangun jalan kebun untuk masyarakat," kata Rizon.

Sejumlah langkah konkret telah diambil untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya mendorong sejumlah desa agar membangun jalan kebun menggunakan anggaran dana desa. Bahkan saat ini sudah banyak desa di Bengkulu membangun jalan kebun dari dana desa.

"Peningkatan infrastruktur jalan kebun sawit bisa menggunakan dana desa, banyak desa yang sudah melakukannya dan tentu saja itu akan membuka peluang baru bagi petani untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka," pungkasnya. (Rewa Yoke)

Kategori :