Pura Santi Muara Dipa, Harmoni Spiritual dan Pendidikan Hindu

Minggu 20 Oct 2024 - 21:19 WIB
Reporter : Indriarti
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id – Terletak di Jalan Bakti Husada Raya No.16, Lingkar Barat, Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Pura Santi Muara Dipa menjadi pusat penting bagi kehidupan spiritual dan pendidikan agama Hindu di Bengkulu. Tidak hanya sebagai tempat peribadatan, Pura ini juga memfasilitasi pembelajaran agama yang mendalam, terutama bagi generasi muda, untuk menjaga kelestarian ajaran Hindu dalam konteks zaman modern. 

Menurut Ida Bagus Anom Sudira, yang akrab disapa Bagus Anom selaku Pinandita di Pura Santi Muara Dipa, sekolah agama Hindu ini didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan komunitas Hindu di Bengkulu untuk menguatkan fondasi spiritual anak-anak muda.

“Sekolah ini didirikan sekitar dua puluh tahun lalu dengan dukungan tokoh Hindu setempat. Salah satunya Ibu Ida Ayu Agung Asthiti, yang juga Ketua WHDI Provinsi Bengkulu. Tujuan kami memberikan pendidikan agama yang komprehensif, para siswa tidak hanya belajar tentang ajaran Dharma, tetapi juga bagaimana menghidupinya dalam keseharian mereka,” jelas Bagus Anom.

Visi utama dari sekolah ini adalah untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kesadaran spiritual kuat, serta mampu mempertahankan identitas mereka sebagai umat Hindu di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. 

BACA JUGA:BPBD Imbau Nelayan Waspada, Cuaca Buruk Sebabkan Angin Laut Kencang dan Gelombang Tinggi

BACA JUGA:Polisi Sahabat Anak, Cegah Anak dari Predator

"Kami ingin anak-anak ini tumbuh dengan pemahaman yang utuh tentang ajaran Hindu dan menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya bijaksana, tetapi juga bermoral," ucapnya.

Pura, sebagai tempat suci, memainkan peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di Pura Santi Muara Dipa, kegiatan belajar tidak terlepas dari ritual keagamaan yang rutin dilaksanakan.

"Setiap hari Minggu, para siswa berkumpul di Pura untuk mengikuti pelajaran agama, diikuti oleh ritual Tri Sandhya dan puja pagi. Kami ingin mereka merasakan kesakralan spiritual di lingkungan suci ini, sehingga ajaran agama yang mereka terima tidak hanya dipahami secara teori, tetapi juga menjadi pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari,” terang Bagus Anom.

Sebagai Ketua WHDI Provinsi Bengkulu, Ida Ayu Agung Asthiti juga menjelaskan, pentingnya peran masyarakat dalam mendukung pendidikan di Pura ini. 

BACA JUGA:Dikunjungi Universitas Ternama, Unib Jadi Rujukan Capaian Akreditasi ACQUIN

“Masyarakat sekitar, terutama komunitas Hindu, sangat aktif dalam berbagai kegiatan di Pura. Kami sering mengadakan acara kebudayaan dan kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat luas, termasuk bakti sosial dan perayaan keagamaan. Dengan adanya keterlibatan masyarakat ini, ada sinergi yang baik antara pendidikan di Pura dan kegiatan sosial di luar Pura,” ungkap Ida Ayu.                   

Perkembangan pemahaman siswa juga sangat terlihat dari waktu ke waktu. Menurut Bagus Anom, “Dari tahun ke tahun, kami melihat perubahan yang signifikan dalam cara anak-anak ini memahami dan menerapkan ajaran Hindu, terutama dalam konsep Dharma, Karma, dan Moksha. Mereka tidak hanya memahami nilai ini ditingkat intelektual, tetapi juga mulai menerapkannya dalam sikap dan tindakan sehari-hari.”

Meskipun demikian, pendidikan agama Hindu di era modern menghadapi tantangan tersendiri. Ida Ayu mengakui bahwa kemajuan teknologi dan perubahan sosial membawa dampak besar bagi generasi muda.

"Teknologi telah membawa banyak perubahan dalam cara anak-anak berinteraksi dan mempelajari agama. Tentu ini menjadi tantangan bagi kami, karena banyak sekali informasi yang tersebar luas dan tidak semuanya sesuai dengan nilai spiritual yang kami ajarkan," katanya.

Kategori :