Harianbengkuluekspress.id – Bupati Bengkulu Selatan (BS), Gusnan Mulyadi menegaskan bahwa saluran irigasi di wilayah Kecamatan Air Nipis hingga Seginim harus bebas dari sampah. Menurutnya, kebersihan irigasi sangat penting untuk mendukung sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi BS.
Sebab, Gusnan menerangkan dua wilayah ini, yaitu Air Nipis dan Seginim merupakan lumbung ketahanan pangan di Bengkulu Selatan. Sehingga irigasi yang lancar adalah kunci utama agar pertanian tetap produktif.
"Saya kerap menerima keluhan dari petani mengenai saluran irigasi yang tidak berfungsi dengan baik akibat tumpukan sampah," ujarnya kepada BE, Minggu 8 Desember 2024.
Lebih jauh, Gusnan mengatakan dari hasil peninjauan di lapangan. Didapati bahwa masih banyak warga setempat membuang sampah rumah tangga hingga batang pohon ke saluran irigasi.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Diprediksi Hingga Awal Tahun 2025, Warga Diminta Begini
BACA JUGA:Plt Gubernur Bengkulu Pastikan Tak Ada Mutasi hingga Masa Jabatan Berakhir, Ini Alasannya
“Saya sudah sering ingatkan, jangan buang apapun ke dalam irigasi. Ini jelas perbuatan tidak bertanggung jawab, dan pelakunya bukan orang jauh. Mereka justru adalah warga sekitar irigasi,” tegasnya.
Gusnan menjelaskan akibat dari perilaku tersebut. Tentunya menyebabkan saluran irigasi kerap tersumbat sehingga air tidak mengalir dengan lancar ke sawah-sawah warga.
"Dampaknya sawah kekurangan air, irigasi menjadi rusak, tercemar dan bahkan menimbulkan penyakit di masyarakat sekitar," jelasnya.
Untuk mencegah kondisi ini semakin memburuk, Gusnan meminta para camat dan kepala desa di wilayah Air Nipis dan Seginim untuk lebih aktif mengawasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
BACA JUGA:Tragedi Penganiayaan, Remaja Luka Tusuk, Pelakunya Melarikan Diri
"Para kepala desa dan camat harus lebih tegas. Jangan ragu untuk menegur atau bahkan memberikan sanksi jika ada warga yang membuang sampah di saluran irigasi," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Gusnan juga mengingatkan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut. Maka tidak hanya irigasi yang rusak, tetapi juga dapat mengancam keberlanjutan sektor pertanian di BS.
"Wilayah Air Nipis dan Seginim, yang selama ini menjadi penghasil padi utama, berisiko mengalami penurunan produktivitas. Jangan sampai karena ulah segelintir orang yang tidak peduli lingkungan, seluruh masyarakat yang menggantungkan hidup pada pertanian menjadi korban,” tambahnya.
Bahkan sebagai langkah mitigasi, Gusnan mengungkapkan Pemkab BS berencana meningkatkan pengawasan di titik-titik kritis irigasi. Selain itu, kampanye kebersihan lingkungan akan digalakkan, termasuk penyediaan fasilitas pembuangan sampah yang memadai di sekitar wilayah irigasi.