Harianbengkuluekspress.id - Kasus anak mengalami stunting di Kota Bengkulu terus menurun. Dari data terakhir angka stunting sebanyak 66 kasus, kemudian terjadi penurunan 46 kasus dan hingga kini menyisakan 41 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Tabrani mengatakan laporan ini telah disampaikan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Dewan Gizi Nasional saat melakukan supervisi terhadap penurunan stunting di Kabupaten/Kota. Penurunan stunting di Kota Bengkulu bisa berkat adanya kerjasama lintas sektor yang berjalan sangat baik.
"Angka stunting di Kota Bengkulu, kalau untuk penambahan tidak ada, yang ada malah penurunan. Dari 66 anak stunting yang kita catat itu setelah kita cek kondisinya ternyata sudah bagus sehingga jumlah stunting berkurang sekarang 41 kasus," ujar Joni Tabrani.
Joni Tabrani juga membeberakan, beberapa waktu lalu Dinkes Kota Bengkulu kedatangan tim dari utusan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming. Hal itu dalam rangka supervisi terkait kasus stunting, karena di Kota Bengkulu menjadi salah satu daerah yang berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan.
BACA JUGA: Pasar Murah Hingga 25 Desember, Pelaksanaannya di Kantor-kantor Kelurahan di Kota Bengkulu
BACA JUGA:Mantan Pimpinan Bank Pemerintah Ditetapkan Tersangka Dugaan Korupsi Kredit Perumahan Subsidi
"Ada tim utusan wakil presiden, dua orang dari Kemenkes dan juga dari Dewan Gizi Nasional. Jadi mereka ingin tahu bagaimana caranya Kota Bengkulu ini bisa menurunkan stuntingnya," beber Joni.
Terhadap anak yang mengalami stunting Dinkes bekerja sama juga dengan BazNas Kota Bengkulu untuk memberikan bantuan susu formula. Selain itu, puskesmas juga berperan aktif memantau perkembangannya serta memberikan obat-obatan dan vitamin. Kemudian, program pencegahan juga dilakukan kepada setiap calon pengantin (catin). Melalui petugas kesehatan mengukur lingkar lengannya agar tidak boleh kurang dari 24 cm dan memastikan kesehatan fisik dan mental. Sebab, Ibu yang sakit juga berpotensi anaknya stunting.
" Kita juga sudah melakukan pencegahan melalui DP3AP2KB dari mulai anak-anak remaja. Jadi anak-anak putri usia sekolah itu kita cek ke sekolah apabila ada anak yang kurang darah kita berikan tablet tambah darah. Karena, stunting itu biasanya dimulai dari ibu yang kurang darah," jelas Joni.
Berkat upaya yang dilakukan secara masif tersebut, Pemkot meraih penghargaan Kabupaten/Kota Terbaik I Kategori Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting dengan nilai 94,69 persen dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Kemudian, Pemkot Bengkulu melalui DP3AP2KB juga telah mendapatkan gelar terbaik penurunan angka Stunting Se-Provinsi Bengkulu pada saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi ke-13 tahun dari BKKBN RI. (Medi Karya Saputra)