BENGKULU, BE - Harga pupuk non subsidi di Kota Bengkulu mengalami penurunan. Bahkan tidak tanggung-tanggung, harga pupuk tersebut turun hingga 50 persen. Pupuk Urea Putih sebelumnya Rp 670 ribu -Rp 700 ribu/kemasan 50 kilogram turun menjadi Rp 350 ribu/kemasan, pupuk jenis NPK Pusri dari sebelumnya Rp 850 ribu/kemasan, turun menjadi Rp 460 ribu/kemasan.
Pemilik toko pupuk di Bengkulu, Ahmad (38) mengatakan, penurunan harga pupuk non subsidi membuat petani sawit bahagia. Karena beberapa merk pupuk dari gudang utama mengalami penurunan harga. Secara otomatis harga pupuk dipasaran ikut turun.
"Penurunan harga pupuk membuat petani bahagia karena memang ada penurunan harga pupuk non subsidi. Turunnya harga menyesuaikan dengan harga yang ditetapkan gudang. Sejauh ini nilai penurunan mencapai 50 persen," ungkap Ahmad, Selasa (19/12).
Ahmad menambahkan akibat penurunan harga pupuk non subsidi ini, angka penjualan pupuk kepada masyarakat petani naik drastis. Ratusan karung pupuk laku terjual dalam sekejap.
"Kondisi ini justru dimanfaatkan petani untuk mendapatkan pupuk dengan kualitas baik. Kalau ditanya dampaknya ke kami, tentu angka penjualan meningkat," jelas Ahmad.
Senada diakui pemilik toko pupuk lainnya Anton (30), penurunan harga pupuk non subsidi membuat minat petani sawit menggunakan pupuk dengan kualitas baik kembali tinggi. Bahkan, kalangan petani lebih memaksimalkan pemanfaatan pupuk non subsidi ketimbang pupuk subsidi.
"Kalau kualitas tentu lebih baik yang non subsidi. Maka itu ketika harga turun petani sawit lebih banyak membelinya," ujarnya.
Dengan menurunnya harga pupuk non subsidi, lanjut Anton, secara otomatis akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian masyarakat. Sebab, dengan kadar pupuk yang standar, hasil yang didapat sudah sangat maksimal.
"Tapi kalau ke depan kami tidak dapat memastikan berapa lama penurunan harga pupuk ini. Bisa jadi awal tahun mendatang harganya kembali berubah," pungkasnya. (999)