Harianbengkuluekspress.id- Angka kematian Petugas pemilihan umum tahun 2024 terus bertambah.
Per 21 Februari 2024, angka kematian sudah berjumlah ada 94 orang meninggal setelah pemilihan pemilu presiden dan legislatif serentak 2024.
Mayoritas kematian ditemukan pada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
" Ada penambahan kematian, menjadi 94 orang, " ungkap Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Tak dijelaskan,secara rinci dari daerah mana saja pelaporan kematian tersebut, namun sebelumnya ada tiga provinsi dengan catatan kematian terbanyak pemilu ditahun ini, yakni Jawa Barat, Jawa Timur hingga Jawa Tengah.
Dari data terakhir yang dilaporkan, penyebab meninggalnya petugas pemilu mayoritas disumbang dari jantung.
" Sesuai dengan data skrining kesehatan, para petugas pemilu yang didominasi memiliki riwayat komorbid penyakit jantung koroner, diabeter melitus hingga hipertensi." ungkapnya.
BACA JUGA:Ungkapan Petugas KPPS Pemilu 2024, Hitung Surat Suara Hingga Pukul 6 Pagi
Masih dikatakannya, Pemerintah sebetulnya sudah melakukan mitigasi atau pencegahan agar kasus fatal tidak terus bertambah seperti proses pemilu lima tahun sebelumnya.
Strategi yang dilakukan yakni dengan membatasi usia lansia dan riwayat komorbid untuk tidak dilibatkan dalam petugas pemilu.
Namun, sangat disayangkan di beberapa daerah masih banyak dilaporkan kekurangan Sumber Daya Manusia yang kemudian mengizinkan kelompok tersebut untuk bertugas.
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi menuturkan selain komorbid, yang menjadi penyebab pemicu fatal adalah jam kerja petugas pemilu yang berlebihan.
"Saya dengar ada yang (kerja) sampai 10 jam, sampai 15 jam. Ini kan sudah kerja kayak tentara Kopassus. Kerjanya kayak yang benar-benar khusus dan berat," ujar Menkes Budi.
Kondisi ini seerti mengulang apa yang terjadi saat pemilu 2019. Meski sejumlah langkah pencegahan telah diambil.
BACA JUGA:KPPS Bekerja Ekstra, Tak Bisa Tidur Hingga Alami Kelelahan