Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha mengatakan, BI selain melaksanakan mandat kebijakan makroprudensial khususnya dalam mendorong fungsi intermediasi serta peningkatan akses keuangan, juga memiliki peran dalam pengembangan dan pembinaan UMKM. Salah satunya mendukung usaha Sari Aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Sebab sektor usaha ini memiliki kontribusi cukup besar bagi masyarakat dan perekonomian Bengkulu.
BACA JUGA:Update Harga Emas Kamis 22 Februari 2024, Antam dan UBS Naik
"Karena kontribusinya besar terhadap masyarakat dan perekonomian maka secara masif BI mendukung pengembangan dan pembinaan UMKM di Bengkulu salah satunya usaha Sari Aren di Kabupaten Rejang Lebong," ujar Aditya.
Menurut Aditya, dukungan dan pembinaan dari Kantor Perwakilan BI terhadap usaha Sari Aren bukan hanya membantu dalam aspek finansial dan pelatihan, tapi juga memberikan akses ke jaringan pasar yang lebih luas. Sehingga membuka peluang bagi sektor usaha ini untuk dikenal lebih banyak lagi oleh pasar global.
"Kami berharap dukungan dan pembinaan yang kami berikan kepada usaha Sari Aren dapat membuatnya naik kelas dan berdaya saing," pungkasnya.
Kopi Lestari Perjalanan Bisnis Kopi dari Desa Suku Menanti Hingga ke Pasar Ekspor Perancis
Desa Suku Menanti, terletak di Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, memiliki kekayaan alam yang luar biasa dalam bentuk kopi. Potensi ini menjadi pemicu bagi Supriyadi (47) untuk memulai bisnis kopi pada tahun 2012. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, ia mendirikan bisnis kopi yang diberi nama Lestari Kopi.
Ist/BE Sebanyak 26 orang jurnalis, berfoto bersama dengan Narsum dan Perwakilan dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, saat usai Pelatihan Menulis Berita Ekonomi dengan menghadirkan Narasumber Jurnalis dari Bisnis Indonesia.--
Sejak awal, perjalanan bisnis Lestari Kopi tidaklah mudah. Supriyadi mengungkapkan, meskipun demikian, dia tidak menyerah. Tiga bulan pertama bisnisnya hanya mendapat sedikit respon dari pasar lokal, namun hal itu berubah ketika banyak warung di desanya mulai memesan kopi dari Lestari Kopi.
"Sejarahnya di tahun 2012 saya tidak punya pekerjaan kemudian saya ingin usaha dari kebun tapi pulang ada pekerjaan tersendiri mulai membuat keripik tapi tidak berhasil, akhirnya bisnis jual beli kopi," kata Supriyadi, Senin 19 Februari 2024.
Dengan perjalanan waktu, pemasaran Lestari Kopi semakin meluas tidak hanya di desa mereka tetapi juga merambah ke beberapa daerah di Bengkulu dan bahkan di luar Bengkulu. Ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam penjualan, terutama pada tahun 2013 hingga 2014, di mana Lestari Kopi pernah terjual hingga mencapai 750 kilogram.
BACA JUGA:Alfamart Promo Cashback 25 Persen Jika Belanja Segini
"Alhamdulillah setelah berjalan waktu usaha Lestari Kopi semakin sukses terutama pada tahun 2013 hingga 2014 dengan penjualan terbanyak," kata Supriyadi.
Namun, kesuksesan tersebut tidak berlangsung lama. Pada tahun 2016, permintaan terhadap Lestari Kopi mengalami penurunan drastis karena munculnya banyak pesaing kopi dengan berbagai merek. Meski demikian, Supriyadi tidak menyerah dan terus berupaya untuk meningkatkan brand Lestari Kopi.
"Penjualan kopi terus menurun pada tahun 2016 karena muncul pesaing tapi saya tidak menyerah," ujar Supriyadi.