SDN di Kepahiang Ini Memprihatinkan; Fasilitas Minim, Berada di Tengah Hutan, Murid Hanya 18

IST/BE - Beginilah kondisi Sekolah Dasar Air Punggur Kecamatan Muara Kemumu, Kepahiang yang memprihatinkan. --

Di zaman modern seperti ini, masih ada sekolah di Kabupaten Kepahiang dengan kondisi sangat memprihatinkan. Yakni SDN 08 Air Punggur Kecamatan Muara Kemumu. Jika di istilahkan, sekolah tersebut hidup segan mati pun tak mau. 

 

Selain kondisi sekolah yang masih berdinding papan, fasilitas pun tidak memadai, dan berada di tengah hutan. 

Selain itu, jumlah siswa yang menempuh pendidian di sekolah itu juga menyedihkan. Hanya hanya 18 orang saja. 

Sehingga disinyalir operasional yang diberikan oleh pemerintah tak sebanding dengan jumlah siswa yang ada di sekolah itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepahiang, Nining Fawely Pasju STP MM mengatakan, dari sekian banyak sekolah yang ada di Kabupaten Kepahiang,  memang SDN 08 Air Punggur merupakan sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. 

Karena dengan jumlah yang sedikit, pihaknya tidak bisa mengupayakan pembangunan sekolah tersebut menggunakan anggaran dari pusat. Sementara untuk menggunakan anggaran dari daerah, itu tergantung dari dana aspirasi yang diberikan oleh Dewan ataupun Pemkab Kepahiang.

"Untuk satu sekolah itu, memang sangat susah untuk kita benahi. Karena akses untuk memperjuangkan sekolah tersebut tidak bisa menggunakan anggaran pusat. Bahkan bisa dikatakan operasional yang dikeluarkan untuk sekolah tersebut lebih besar," ujar Nining.

Selain fasilitas dan sarpras yang tidak memadai, lanjut Nining, saat ini kondisi lahan sekolah tersebut juga tidak jelas. Karena diketahui, sekolah tersebut tidak memiliki sertifikat tanah. Padahal tanah tersebut merupakan tanah yang dihibahkan oleh perorangan. Bahkan akses jalan yang mengarah ke sekolah itu juga saat ini tidak ada. Karena keberadaan sekolah ada di tengah perkebunan kopi.

"Untuk status tanah juga saat ini bisa dikatakan sangketa. Karena orang yang menghibahkan tanah itu sudah meninggal, sedang anak dari orang yang menghibahkan tanah tersebut sulit ditemui. Jadi karena itulah pembangunan di sekolah tersebut sulit dilakukan," jelas Nining.

Yang lebih mirisnya lagi, lanjut Nining, saat ini sekolah tersebut tidak bisa ditutup dan sulit untuk berkembang. Karena dengan jumlah siswa di bawah 60 siswa, seharusnya sekolah tersebut ditutup. Akan tetapi karena tidak ada sekolah lain yang dekat wilayah Air Punggur itu, sekolah tidak mungkin ditutup.

"Jika sekolah itu ditutup, bagaimana dengan nasib anak yang ada di daerah tersebut. Untuk bersekolah di sekolah lain, tentu anak di sekitar daerah tersebut tidak akan mampu. Jadi sudah bisa dipastikan, pembangunan di daerah tersebut akan lambat, bahkan tidak bisa dilakukan. Tinggal tergantung dengan TAPD dan Banggar saja, bisa diakomodir atau tidak pembangunan lebih lanjutnya," pungkas Nining. (320)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan