41 Sekolah Teken PKS Dengan Mitra Dudi, Adi Nuryanto: Dorong Pengembangan Ekonomi
41 SMK melakukan penandatangan kerjasama (pks)dengan dunia usaha dan dunia industri-istimewa/bengkuluekspress-
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa selain menjadi jenis pekerjaan yang sangat dibutuhkan di masa depan, pekerjaan bidang TIK memberikan kesempatan besar bagi pekerja/masyarakat untuk meningkatkan penghasilan.
Dengan demikian, para pekerja bidang TIK ini dapat masuk dalam kelompok kelas menengah atau bahkan masyarakat penghasilan tinggi yang sangat dibutuhkan Indonesia saat ini untuk bergerak menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap.
Oleh karena itu, menurut Tatang, kesempatan serta peluang kerja di bidang TIK yang sangat besar tersebut harus dioptimalkan. Salah satunya adalah dengan kesiapan SDM yang selaras dan relevan serta mampu memenuhi harapan industri TIK yang terus berkembang.
Terlebih, satuan pendidikan vokasi yang memiliki kompetensi bidang TIK cukup melimpah di Indonesia.
"Kolaborasi menjadi penting dan sangat krusial sebagai bagian bagaimana mendekatkan industri dengan pendidikan vokasi serta mendorong kontribusi pendidikan vokasi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Tatang.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sendiri, lanjut Tatang, akan terus mendorong pelibatan industri dengan satuan pendidikan vokasi lainnya.
Dengan harapan akan semakin banyak SMK yang bermitra dengan industri, terlebih daerah Purwakarta, Cikarang, dan Karawang merupakan kawasan ekonomi yang memiliki dampak luas bagi perekonomian Indonesia.
BACA JUGA:Mendukung Prioritas Pendidikan, Komisi X DPR RI Setujui Anggaran Pendidikan Ditambah Segini
BACA JUGA:Perum Bulog Buka Lowongan Kerja, Pendidikan SMA hingga S1 Bisa Daftar, Ini Syarat Lengkapnya
Sementara itu, Direktur BNET, Roberto Gustinov, mengatakan pentingnya kerja sama antara industri dengan dunia pendidikan, termasuk dengan SMK.
Menurutnya, sejak berdiri pada 2010, BNET menyadari banyak sekali kebutuhan industrinya yang justru disediakan oleh SMK, termasuk terkait dengan ketersediaan SDM.
Sayangnya, gap kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan lulusan SMK dinilai masih cukup lebar selama ini.
"Dan ini adalah panggilan kami untuk berkontribusi pada dunia pendidikan dan mempersempit gap antara lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan industri," kata Roberto. (**)