Gerakan Ayo Mengaji Masuk Kurikulum, Ini Alasannya
Kemenag menggelar pertemuan terkait gerakan ayo mengaji -Istimewa/Bengkuluekspress-
Pria yang juga mantan Direktur UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan inisiatif ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dalam proses penyusunan keputusan kebijakan di masa mendatang.
BACA JUGA:Percepat Sertifikasi Tanah Milik NU, Kanwil BPN Provinsi dan Kantah se-Jawa Timur dengan PWNU
BACA JUGA:DLHK BS dan BPKH Wilayah XX Bandar Lampung Cek Tapal Batas, Ini Alasannya
"Diskusikan dengan tepat semua aspek program literasi lengkap buta huruf Al-Qur'an.Biarkan gerakan ayo mengaji masuk dalam kurikulum dengan pelaksanaan pembelajaran dalam waktu nol jam, di luar waktu pelajaran formal Pai di kelas," lanjutnya.
Munir juga menekankan pentingnya melatih guru Pai agar bisa benar-benar mengajarkan Al-Qur'an. Menurutnya, harus ada standar kompetensi guru PAI yang layak diajarkan membaca Al-Qur'an.
Direktorat Jenderal PAI sedang mengembangkan program serupa beberapa tahun lalu. Konsepnya disempurnakan.
"Kriteria literasi harus jelas, jika memungkinkan, menggunakan teknologi, dan proses pembelajaran membaca Al-Qur'an dan evaluasinya harus didasarkan pada penggunaan kecerdasan buatan dan teknik pembelajaran lainnya."
"Semoga program ini mendapat dukungan dari seluruh guru dalam menuntaskan buta huruf Al-Qur'an dan akan menjadi Amal jariyah saat mencetak sejarah masa depan anak-anak Indonesia, tukasnya. (**)