PMK Muncul di Kota Bengkulu, Ini Langkah Disnaskeswan Kota Bengkulu

RIO/BE DisnakeswanProvinsi Bengkulu tahun 2025 ini mengusulkan pengadaan sebanyak 60 ribu dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke Pemerintah RI.--

Harianbengkuluekspress.id - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak akhirnya terdeteksi di Kota Bengkulu, setelah sebelumnya dinyatakan nihil. Kasus pertama ini dilaporkan terjadi di Kelurahan Panorama sekitar lima hari yang lalu dan menjadi perhatian serius Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). 

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Henny Kusuma Dewi. Menurutnya, laporan pertama diterima pada 15 Januari 2025, dan tim segera turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. 

"Iya, sebelumnya sudah ada beberapa kasus di beberapa kabupaten di Provinsi Bengkulu. Nah, sekarang pecah telur di Januari ini, kami mendapatkan laporan pada tanggal 15 bahwa ada suspek PMK di Panorama. Sorenya kami langsung turun untuk pengecekan, dan ternyata benar adanya kasus tersebut," ungkap Henny.

Dari hasil pengecekan lapangan, gejala yang ditemukan pada ternak di Panorama mengarah kuat pada PMK. 

BACA JUGA:Toko Pedagang di Pasar Minggu Bengkulu Dibobol, Segini Kerugian yang Diderita Korban

BACA JUGA:Peredaran 1.530 Butir Pil Samcodin Berhasil Dicegah, Dua Pelaku Diciduk Sat Narkoba

"Dari sampel yang kita ambil, memang sudah jelas. Mulut hewan tersebut melepuh dan mengeluarkan cairan, serta kakinya rusak dan luka. Ini tanda-tanda yang sangat khas dari PMK," ujar Henny.

Untuk memastikan diagnosis tersebut, sampel suspect PMK langsung dikirim ke Balai Veteriner Lampung untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

"Sampelnya langsung kami kirim sore itu juga ke Lampung. Kami masih menunggu hasilnya. Tetapi, saya yakin itu positif karena ciri-cirinya sudah merujuk ke penyakit tersebut," ucap Henny.

Berdasarkan data DKPP Kota Bengkulu, hingga kini sudah ada 14 ekor sapi yang terjangkit PMK di satu kandang. 

"Ada 14 ekor sapi yang terjangkit. Satu kandang itu sudah kena semua," ujar Henny. 

BACA JUGA:Mantan Kades di Kabupaten Kaur Dituntut 3 Tahun, Ini Dia kasus yang Menjeratnya

Henny menyebutkan bahwa, penyebaran awal kasus ini bermula ketika peternak membeli dua ekor sapi dari kabupaten tetangga yang saat itu sedang mengalami outbreak PMK.

"Peternak ini tidak tahu kalau di sana sedang outbreak kasus. Ketika membeli, sapi tersebut terlihat sehat. Namun, tiga hari kemudian mulai menunjukkan gejala seperti mulut berliur dan akhirnya menular ke sapi lain, termasuk sapi pribadinya," ungkap Henny.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan