Didesak Masyarakat, DPRD Kaur Tutup Pabrik Akar Kuning

Anggota DPRD Kaur menggelar hearing di ruang Komisi II DPRD bersama perwakilan masyarakat, sejumlah OPD terkait dan juga perwakilan perusahaan terkait Pabrik Akar Kuning yang beroperasi di Kaur, Senin, 20 Januari 2025.-IRUL/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kaur sepakat untuk menutup pabrik yang mengolah akar kayu kuning untuk diekspor yang berada di Desa Suka Menanti Kecamatan Maja Kabupaten Kaur.
Keputusan ini diambil setelah DPRD Kabupaten Kaur menggelar hearing di ruang komisi II DPRD Kabupaten Kaur bersama perwakilan masyarakat, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan juga perwakilan perusahaan, Senin, 20 Januari 2025.
“Dengan keputusan ini, DPRD Kabupaten Kaur berharap dapat menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar pabrik,” kata Waka 1 DPRD Kabupaten Kaur, Hardian Sapta Nugraha SH didampingi Waka 2, Marlianto SAP saat memimpin hearing.
Dikatakan Politisi partai Gerindra ini, pihaknya memutuskan merekomendasikan agar perusahaan akar kayu kuning yang ada di Desa Suka Menanti ditutup. Hal ini setelah perwakilan dari masyarakat menyampaikan terkait dengan keberadaan pabrik akar kuning, masyarakat menuding tidak ada keuntungan dari berdirinya pabrik tersebut.
BACA JUGA:Muncul 3 Calon Kuat Plt Ketua Golkar Bengkulu, Musda Digelar Bulan Ini
BACA JUGA:Berikut 5 Pejabat Pemprov Bengkulu Terkaya, Plt Gubernur Rosjonsyah Berada di Urutan Ini
Menurut mereka, selain menimbulkan aroma yang kurang sedap juga terjadi pencemaran di sungai air numan.
"Tadi sudah disepakati pabrik itu sebaiknya ditutup karena masyarakat juga sudah mengeluhkan, ada 368 tanda tangan masyarakat yang meminta agar pabrik ditutup. Kami merekomendasikan agar pabrik ini tak lagi beroperasi," terangnya.
Ditambahkan Hardian, dari penjelasan masyarakat, selain mencemarkan lingkungan dan memancarkan aroma tidak sedap, juga perizinan yang dikantongi oleh pihak perusahaan regulasinya belum lengkap sehingga pabrik ini tidak layak lagi untuk beroperasi.
Meski di sisi lain, pabrik ini juga menguntungkan masyarakat Kabupaten Kaur, mengingat dengan keberadaan pabrik membuat akar kuning yang selama ini tidak ada harganya, kini dihargai dan dapat dijual di pabrik tersebut.
"Jadi sebaiknya ditutup saja, karena masyarakat semuanya mengeluhkan hal ini," tandasnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan masyarakat, Kondri Opta Juliansyah menyampaikan, perusahaan akar kayu kuning ini banyak mudaratnya dari pada kebaikan yang dirasakan oleh masyarakat.
Ia pun mempertanykan kebijakan Pemkab Kaur yang tetap mempertahankan pabrik tersebut, mengingat pabrik di bawah PT Sanggah Tani Indonesia itu mengganggu aktivitas masyarakat.