Hujan Berpotensi Timbulkan Bencana, Ini Peringatan BMKG untuk Masyarakat Bengkulu

INDRI/BE Warga terlihat berkumpul di pesisir pantai Bengkulu untuk menikmati suasana laut dan memantau kondisi cuaca, Aktivitas ini berlangsung di tengah peringatan BMKG terkait potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah tersebut.--
Harianbengkuluekspress.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fatmawati Soekarno Bengkulu mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca dan iklim untuk wilayah Provinsi Bengkulu.
Musim hujan yang kini melanda seluruh zona musim di Bengkulu berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Berdasarkan analisis terbaru, seluruh zona musim di Provinsi Bengkulu telah memasuki musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang.
Prakirawan BMKG Fatmawati Soekarno Bengkulu, Anjas, menjelaskan bahwa wilayah Bengkulu sudah mengalami intensitas hujan yang signifikan sejak Dasarian II Januari 2025.
"Prakiraan cuaca untuk 21 hingga 31 Januari 2025 menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu, termasuk Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, Mukomuko, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, dan Kota Bengkulu," ujar Anjas.
BACA JUGA:Warek Lantik MPM dan DPM UNIB, Ini Tugas dan Fungsinya
BACA JUGA:Dinsos Dukung Program PENA Berdikari, Ini Pernyataan Kepala Dinsos Bengkulu Selatan
Selain hujan lebat, BMKG juga memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang harus diwaspadai masyarakat.
"Daerah-daerah rawan bencana ini perlu lebih waspada karena intensitas hujan yang cukup tinggi dapat memicu kondisi tersebut," ucapnya.
Tidak hanya di darat, kondisi perairan di sekitar Bengkulu juga menunjukkan peningkatan kewaspadaan. Gelombang tinggi dengan kategori 2,50 hingga 4,0 meter diprediksi terjadi di Samudera Hindia Barat Sumatera pada 20–23 Januari 2025. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di laut.
Sementara itu, indeks ENSO berada pada angka -0,77, yang menunjukkan fase La Niña Lemah, dan diperkirakan berlangsung hingga Juni 2025. Kondisi ini diiringi dengan nilai IOD (Indian Ocean Dipole) sebesar -0,74, yang mengindikasikan IOD berada dalam fase negatif.
BACA JUGA:Sembilan Desa Belum Laporkan APBDes, Ini Keterangan Kabid Pembangunan Desa Dinas PMD Kaur
"IOD diperkirakan akan kembali ke fase netral mulai Februari hingga pertengahan tahun 2025," ucap Anjas.
Dalam situasi seperti ini, BMKG Fatmawati Soekarno Bengkulu mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan memperbarui informasi cuaca terkini yang dirilis melalui kanal resmi BMKG. "Masyarakat diimbau untuk lebih aware dan selalu update informasi yang dikeluarkan BMKG melalui kanal-kanal informasi resmi BMKG," ujar Anjas.
Dengan potensi cuaca ekstrem yang masih tinggi, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap segala kemungkinan dan mengikuti arahan pihak berwenang demi keselamatan bersama. (Indriati)