Jangan Belanja Berlebihan, Plt Kadis DKPP Provinsi Bengkulu Jelaskan Dampaknya Bagi Perekonomian

IST/BE Masyarakat berbelanja sayuran di pasar.--

Harianbengkuluekspress.id - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu meminta masyarakat jangan berbelanja berlebihan. Sebab, tindakan tersebut selain memicu lonjakan harga juga berisiko menyebabkan terjadinya inflasi.

Pelaksana (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Arwan Tantawi SP meminta, masyarakat tidak membeli kebutuhan pokok secara berlebihan (panic buying), karena dapat memicu lonjakan harga.

"Stok pangan Bengkulu seperti beras dan lain-lain aman jadi tidak perlu berbelanja berlebihan," ujar Arwan kepada BE, Kamis 29 Januari 2025.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, masyarakat dimintanya tidak perlu khawatir karena stok pangan cukup. Sebab, "panic buying" hanya akan merugikan masyarakat. Selain melambungkan harga, aktivitas tersebut juga dapat menipiskan stok.

BACA JUGA:37 Nama Honorer Dicatut, Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas DPRD Kaur Rugikan Negara Rp 1,6 Miliar

BACA JUGA:Tanam Cabai dan Bawang, Kepala DKPP Provinsi Bengkulu Jelaskan Ini Manfaatnya Bagi Masyarakat

"Belilah sesuai kebutuhan. Yang normal-normal saja," tuturnya.

Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus berupaya untuk menjaga ketersediaan pangan di wilayahnya. Seperti soal beras, Arwan menambahkan, menambah pasokannya masih sangat aman.

"Kami terus berupaya menjaga ketersediaan pangan seperti beras saat ini pasokannya juga masih aman," ujarnya.

Untuk memastikan kecukupan stok dan memantau harga, dia mengutarakan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Satgas Pangan sudah melakukan inspeksi ke beberapa tempat.

BACA JUGA:Baru 25 Pejabat Eselon II Pemprov Bengkulu Sampaikan LHKPN ke KPK

"Untuk stok aman, kami sudah pantau bersama Satgas Pangan dan hasilnya belum ada kenaikan yang signifikan," tuturnya.

Ia berharap, stok dan harga pangan di pasar tetap aman. Sehingga angka inflasi di Bengkulu tetap terkendali sesuai target yang telah ditetapkan yakni 2 plus minus 1 persen.

"Semoga inflasi kita tetap terkendali hingga akhir tahun 2025," pungkasnya. (Rewa Yoke)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan