Sampah, Pasang CCTV Jembatan Rawamakmur, Ini Keterangan Kepala DLH Kota Bengkulu Merespon Permintaan Warga

MEDI/BE Tumpukan sampah yang mencemari lingkungan di sepanjang jembatan Rawamakmur menganggu kenyamanan warga dan pengendara. --
Harianbengkuluekspress.id - Di jembatan Kelurahan Rawamakmur ditemukan tumpukan sampah. Hal ini membuat warga yang melintasi lokasi tersebut merasa geram akibat prilaku yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab. Karena, sampah itu menimbulkan bau tak sedap.
Salah seorang warga setempat, Bayu mengatakan tumpukan sampah itu didominasi sampah rumah tangga. Umumnya, orang membuang dilokasi tersebut pada malam hari menggunakan kendaraan roda dua. Untuk mengatasi sampah di jembatan itu warga meminta Pemerintah Kota Bengkulu memasang CCTV (Closed Circuit Television) sehingga orang yang membuang sampah di sana bisa diketahui.
"Pernah kami pantau dan diteriaki, tetapi langsung lari karena pakai motor. Kita tidak tahu warga dari mana, biasanya tengah malam atau subuh," ujar Bayu kepada BE, Minggu 16 Februari 2025.
Sampah yang menumpuk biasanya terdorong dan tersangkut pada kerangka jembatan dan tinggal menunggu untuk jatuh ke aliran sungai dibawahnya. Dalam hal ini warga meminta agar ada tindakan tegas dari pemerintah kota salah satunya dengan memasang perangkat CCTV dikawasan jembatan.
BACA JUGA:2.964 Warga Terserang ISPA, Ini Imbauan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk Masyarakat
BACA JUGA:Proyek Pusdalops BPBD Kota Bengkulu 30 Persen , Ini Target Penyelesaiannya
"Kalau bisa pasang CCTV jadi bisa tahu identitas kalau kelihatan plat nomornya," tandasnya.
Selain merusak pemandangan dan kenyamanan, tumpukan sampah ini juga mencemari sungai Bengkulu yang merupakan bahan baku PDAM. Kepala Instalasi Pengolahan Air (IPA) Surabaya, Hariansyah mengatakan selain ditemukan limbah pabrik/pertambangan dihulu sungai juga sering ditemukan limbah rumah tangga. Hal ini membuat sistem pengolahan air harus bekerja ekstra. Dan tak jarang PDAM harus menghentikan distribusi karena sering melakukan perawatan terhadap pompa maupun bak penampungan.
"Aliran air yang diterima bercampur dengan limbah rumah tangga seperti sampah biasanya warna air kemerahan dan berminyak," tambah Hariansyah.
Ia menyebutkan, jika sedang mengalami kondisi ini, membuat air jernih yang dihasil lebih sedikit. Sedangkan sisanya akan didominasi dengan lumpur yang padat serta air yang sudah bercampur minyak.
"Jadi saat masuk ke bak filtrasi, endapan air kotor yang dibuang itu lebih banyak ketimbang air yang bisa diolah. Artinya, banyak yang kita buang lagi ke sungai dari pada yang dikirim ke masyarakat," terangnya.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Riduan mengatakan, kesadaran masyarakat untuk hidup bersih sangat rendah. Meski petugas DLH sudah membersihkan, namun tumpukan sampah di lokasi tersebut selalu ada lagi.
"Masyarakat ini kucing-kucingan. Dulu buang sampah di kuala, sekarang dijembatan itu. Orang yang buang sampah di situ warga seputaran Rawa Makmur, karena dia tidak mau berlangganan angkutan sampah dengan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), jadi buang di situ," tegas Riduan.