270 Jamaah Suluk Mulai Masuk Kelambu, Panitia Diminta Proaktif Awasi Jamaah

IRUL/BE SULUK: Para jamaah suluk di Desa Aur Ringgit Kecamatan Tanjung Kemuning mulai melakukan ibadah, Senin 3 Maret 2025.--
Harianbengkuluekspress.id - Sebanyak 270 jamaah Suluk Tarekat Naqsyabandiyah mulai melaksanakan zikir di dalam kelambu selama Ramadan di gedung rohani suluk di Desa Aur Ringgit Kecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur. Kegiatan zikir para jamaah suluk ini dimulai 3 Maret hingga 14 Maret 2025.
“Kegiatan suluk pada bulan Ramadan 1446 H/dilaksanakan selama 10 hari dengan jumlah peserta 270 orang yang berasal dari dalam dan luar Provinsi Bengkulu,” kata Kapolres Kaur, AKBP Yuriko Fernanda SH SIK MH melalui Kasat Intel AKP Ahmad Khairuman SE, dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan suluk di Desa Aur Ringgit, Senin 3 Maret 2025 malam.
Dikatakan Kasat, sehubungan dengan banyaknya para peserta yang mengikuti suluk tersebut, pihaknya mengimbau agar panitia pelaksana suluk untuk memperhatikan kondisi para peserta. Juga panitia kegiatan suluk diminta proaktif berkoordinasi dengan pihak terkait dalam melakukan pengawasan para jamaah.
“Saya berharap kepada para peserta Suluk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan lancar, kepada panitia pelaksana kegiatan agar memperhatikan kesehatan peserta dan lakukan koordinasi dengan tim kesehatan. Apabila ada permasalahan silahkan dilaporkan kepada pihak keamanan, kami selalu siap untuk berkoordinasi,” terangnya.
BACA JUGA:Bupati Seluma Mulai Bersih-bersih, Pertek Keluar, Pejabat Silakan Mundur
BACA JUGA:Sholat Tajahud Setelah Sholat Witir, Bolehkah? Begini Kata Ustadz Adi Hidayat
Ditambahkanya, berdasarkan dari pengalaman tahun sebelumnya, ruang kelambu yang digunakan jamaah suluk melakukan pengajian itu memiliki udara yang tipis dengan kelambu ukuran 1 meter X 1,5 dan Hal ini dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, bahkan kekurangan oksigen.
“Untuk mengantisipasi tidak ada kejadian yang meninggal dunia, karena kurang makan atau kelelahan saat mengikuti suluk ini. Juga pengaturan pola makan, kesehatan dan istirahat cukup, ini sangat penting, kami harap panitia proaktif mengawasi seluruh peserta,” tandasnya.
Sementara itu, Pengasuh Suluk Kaur, Buya Syeh Muhammad Rozali Al Muttaqin dalam sambutannya juga menyampaikan, selama 10 hari para jamaah akan melaksanakan kegiatan mengasingkan diri dari keramaian dan mendiami suatu tempat yang sunyi dan tenang untuk mengerjakan amal ibadah seperti berdzikir, mengerjakan shalat, berpuasa, beristighfar, merenungi dan memohon ampunan kepada tuhan atas semua dosa dan kesalahan, memohon keselamatan dunia dan akhirat.
“Tata cara yang baku harus dipegang teguh oleh jamaah Thariqat Naqsyabandiyah dari dulu hingga sekarang dan harus mengikuti bimbingan serta arahan seorang guru. Semoga setelah kegiatan suluk ini peserta dapat kembali ke daerah masing-masing dengan hati yang bersih,” tutupnya. (Irul)