Pemkot Perjuangkan Zero Stunting
Dewi Dharma--
BENGKULU, BE - Prevalensi stunting di Kota Bengkulu turun tajam. Pada tahun 2021 sebesar 22,2 persen, kemudian tahun 2022 menjadi 12,9 dan 2023 turun 9,3 persen. Selanjutnya, ditahun 2024 Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) fokus menekan angka stunting hingga zero atau nol.
"Setidaknya ada 5 program prioritas untuk menekan angka stunting di Kota Bengkulu, diantaranya melakukan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) hingga memperkuat pentahelix, yang mana semua unsur terkait bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk menekan angka stunting," ujar Kepala DP3AP2KB kota, Dewi Dharma, Jumat 5 Januari 2024.
Lanjut ia menjelaskan tugas TPK ialah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.
"Tugas rutin mereka itu mendampingi calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan baduta/balita. Memastikan remaja putri rutin minum pil tambah darah. Kemudian ibu hamil memenuhi kebutuhan gizinya baik saat hamil hingga pasca salin ASI ekslusif dengan MPASI sehat dan terakhir ialah memantau perkembangan balita/baduta," jelasnya.
Untuk mengevaluasi kinerja TPK, DP3AP2KB melakukan mini lokakarya tingkat kecamatan melalui pertemuan antara Camat, Lurah, Kader, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LPM, dan OPD-OPD terkait.
Selain itu, lanjut Dewi, pihaknya juga memaksimalkan kegiatan rembuk stunting untuk memastikan langkah penanganan stunting secara komprehensif.
“Ini upaya kita untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penurunan percepatan stunting di Kota Bengkulu, seperti belum optimalnya 8 konvergensi keterpaduan sinergi program dan kegiatan,” ujarnya. (805)