BI Bengkulu Ajak 26 Orang Jurnalis Mengulik Secara Langsung Success Strory dan Proses Bisnis UMKM Binaan BI
Ist/BE BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU : 26 orang Jurnalis Bengkulu yang ikut dalam gelaran Capacity Building Jurnalis Bengkulu 2024. Pelatihan Menulis Berita Ekonomi dengan tema "Sinergi Memperkuat Komunikasi Kebijakan Bank Indonesia di Daerah" di Kabup--
Tahun Ini Ekonomi Bengkulu Tumbuh
Harianbengkuluekspress.id - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu. Mengajak 26 orang Jurnalis Bengkulu dari berbagai media baik cetak, elektronik dan online dalam dalam gelaran Capacity Building Jurnalis Bengkulu 2024. Dengan kegiatan Pelatihan Menulis Berita Ekonomi dengan tema "Sinergi Memperkuat Komunikasi Kebijakan Bank Indonesia di Daerah."
Capacity Building yang diawali dengan berkegiatan melihat secara langsung (Success Strory dan Proses Bisnis) dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu yakni UMKM, Sari Aren Semut yang beralamatkan di Desa Air Meles Atas dan UMKM Kopi Lestari di Desa Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran. Ini berlangsung dari tanggal, 19 hingga, 21 Februari 2024 di Kabupaten Rejang Lebong (Curup) Provinsi Bengkulu.
UMKM BINAAN BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU : Embang Novianto (30, Kanan) dan Suparmanto (58, Kiri) saat menunjukkan Produk Sari Aren Semut yang mereka Produksi saat ini sudah beromset hingga 70 - 120 Juta per bulan.--
Embang Novianto (30) sempat terhenti sejenak, meneguk segelas air mineral kemudian menyeka air matanya. Pada saat mengisahkan bagaimana perjuangan yang dilaluinya bersama dengan Suparmanto (58) yang tidak lain ayahnya sendiri dalam jatuh bangun membangun usaha UMKM Sari Aren Semutm, yang mereka rintis sejak Maret 2010 silam, telah menuai kesuksesan seperti saat ini. Bahkan dalam sebulan, usaha binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu yang beralamat di Jalan Pramuka No. 5 Desa Air Meles Atas, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu ini sudah mampu mengantongi omzet Rp 70 juta hingga Rp 120 juta perbulannya.
Suparmanto atau biasa petani aren menaggilnya Pakde Parman, usaha Sari Aren ini didirikan dengan tujuan untuk membantu petani aren di Desa Air Meles Atas. Sebab, mereka selalu mendapatkan harga beli yang rendah dari tengkulak. Dimana satu kilogram gula aren batok pada waktu itu dihargai kurang dari Rp 10 ribu perkilogramnya.
"Gula aren batok milik petani waktu itu banyak dibeli tengkulak dengan harga kurang dari Rp 10 ribu per kilogram," tutur Parman, Senin 19 Februari 2024.
BACA JUGA:Update Harga Emas Selasa 27 Februari 2024, Antam dan UBS Melemah
BACA JUGA:Baru Dibuka, Tiket KA Mudik Lebaran 2024 Sudah 27 Persen Terjual, Buruan Sebelum Kuota Habis!
Melihat kondisi itu, muncul keinginan dalam benak Parman untuk membantu petani aren. Salah satunya dengan mendirikan usaha gula semut, yakni gula aren yang berbentuk butiran-butiran halus seperti gula pasir. Karena, selain peminatnya tinggi, harga jualnya juga cukup menjanjikan mencapai Rp 35 ribu per kilogram atau 3 kali lebih tinggi dibandingkan harga gula aren batok.
"Alhamdulillah, niat baik yang kami lakukan ke petani aren waktu itu bisa membawa keberkahan pada usaha gula semut ini. Harga jualnya saat ini juga sudah meningkat berkali-kali lipat dibandingkan harga gula aren batok," tutur Parman.
Jos/BE UMKM BINAAN BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU, Supriyadi (47) saat memperlihatkan rumah penjemuran kopi bantuan dari Bank Indonesai Provinsi Bengkulu di hadapan awak jurnalis.--
Meningkatnya harga jual tersebut, tentu saja tidak lepas dari peran Parman dalam melakukan inovasi terhadap gula aren batok. Bahkan, berkat inovasi sederhana yang dilakukannya, para petani aren di Desa Air Meles Atas tidak perlu lagi menjual gula aren batok ke para tengkulak yang rata-rata membeli dengan harga rendah. Selain itu, inovasi itu juga melahirkan kelompok petani aren yang saat ini telah bermitra dengan usaha Sari Aren.
"Saat ini kami telah membentuk kelompok dan membangun program kemitraan dengan 60 orang petani aren di Desa Air Meles Atas. Melalui program itu, kami membeli gula aren batok milik mereka dengan harga yang jauh lebih baik dibandingkan harga yang ditawarkan oleh tengkulak," ujar Parman.