BI Bengkulu Ajak 26 Orang Jurnalis Mengulik Secara Langsung Success Strory dan Proses Bisnis UMKM Binaan BI

Ist/BE BANK INDONESIA PROVINSI BENGKULU : 26 orang Jurnalis Bengkulu yang ikut dalam gelaran Capacity Building Jurnalis Bengkulu 2024. Pelatihan Menulis Berita Ekonomi dengan tema "Sinergi Memperkuat Komunikasi Kebijakan Bank Indonesia di Daerah" di Kabup--

BACA JUGA:Mitsubishi Xforce Hadirkan Kemewahan Berkendara, Canggih dan Kokok

Tidak hanya penghargaan, berkat dukungan dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, produk gula semut Sari Aren mulai dilirik Pasar Luar Negeri. Bahkan buyer dari Malaysia tertarik untuk membeli produk gula semut Sari Aren ini dalam jumlah besar.

"Ada buyer dari sebuah hotel di Malaysia, mereka siap membeli gula semut dalam jumlah besar minimal 1 kontainer, tapi kami saat ini masih terkendala izin ekspor, meski begitu kami optimis dalam Lima tahun ini bisa ekspor," tutup Emba.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha mengatakan, BI selain melaksanakan mandat kebijakan makroprudensial khususnya dalam mendorong fungsi intermediasi serta peningkatan akses keuangan, juga memiliki peran dalam pengembangan dan pembinaan UMKM. Salah satunya mendukung usaha Sari Aren di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Sebab sektor usaha ini memiliki kontribusi cukup besar bagi masyarakat dan perekonomian Bengkulu.

BACA JUGA:Update Harga Emas Kamis 22 Februari 2024, Antam dan UBS Naik

"Karena kontribusinya besar terhadap masyarakat dan perekonomian maka secara masif BI mendukung pengembangan dan pembinaan UMKM di Bengkulu salah satunya usaha Sari Aren di Kabupaten Rejang Lebong," ujar Aditya.

Menurut Aditya, dukungan dan pembinaan dari Kantor Perwakilan BI terhadap usaha Sari Aren bukan hanya membantu dalam aspek finansial dan pelatihan, tapi juga memberikan akses ke jaringan pasar yang lebih luas. Sehingga membuka peluang bagi sektor usaha ini untuk dikenal lebih banyak lagi oleh pasar global.

"Kami berharap dukungan dan pembinaan yang kami berikan kepada usaha Sari Aren dapat membuatnya naik kelas dan berdaya saing," pungkasnya.

 

Kopi Lestari Perjalanan Bisnis Kopi dari Desa Suku Menanti Hingga ke Pasar Ekspor Perancis

Desa Suku Menanti, terletak di Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, memiliki kekayaan alam yang luar biasa dalam bentuk kopi. Potensi ini menjadi pemicu bagi Supriyadi (47) untuk memulai bisnis kopi pada tahun 2012. Dengan tekad dan semangat yang tinggi, ia mendirikan bisnis kopi yang diberi nama Lestari Kopi.


Ist/BE Sebanyak 26 orang jurnalis, berfoto bersama dengan Narsum dan Perwakilan dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, saat usai Pelatihan Menulis Berita Ekonomi dengan menghadirkan Narasumber Jurnalis dari Bisnis Indonesia.--

Sejak awal, perjalanan bisnis Lestari Kopi tidaklah mudah. Supriyadi mengungkapkan, meskipun demikian, dia tidak menyerah. Tiga bulan pertama bisnisnya hanya mendapat sedikit respon dari pasar lokal, namun hal itu berubah ketika banyak warung di desanya mulai memesan kopi dari Lestari Kopi.

"Sejarahnya di tahun 2012 saya tidak punya pekerjaan kemudian saya ingin usaha dari kebun tapi pulang ada pekerjaan tersendiri mulai membuat keripik tapi tidak berhasil, akhirnya bisnis jual beli kopi," kata Supriyadi, Senin 19 Februari 2024.

Dengan perjalanan waktu, pemasaran Lestari Kopi semakin meluas tidak hanya di desa mereka tetapi juga merambah ke beberapa daerah di Bengkulu dan bahkan di luar Bengkulu. Ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam penjualan, terutama pada tahun 2013 hingga 2014, di mana Lestari Kopi pernah terjual hingga mencapai 750 kilogram.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan