Sarjana Tapi Pengangguran, Ternyata Ini Penyebabnya

Reporter: Asrianto |

Editor: Asrianto |

Minggu , 31 Mar 2024 - 09:27

Sarjana Tapi Pengangguran, Ternyata Ini Penyebabnya-Ilustrasi Istimewa/Bengkulu Ekspress-

Pengalaman yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya pengalaman kerja saja, tetapi juga pengalaman saat mengikuti program magang atau organisasi.

Pengalaman tersebut dapat menjadi poin plus bagi perusahaan saat mencari karyawan.

Saat ini, tidak sedikit perusahaan yang membuka program magang untuk mahasiswa agar dapat menambah pengalaman dan dicantumkan di Curriculum Vitae (CV).

4. Terlalu Pilih-Pilih

Setiap orang tentu punya impian bisa bekerja di perusahaan besar yang gajinya gede serta bidangnya sesuai dengan bidang pendidikan atau keahlian kita.

Namun, terkadang impian tak sesuai kenyataan, banyak orang bekerja luar dari keahliannya. Sebab, bagi mereka yang penting mendapatkan pekerjaan.

Untuk itu, setelah sarjana, kita memang disarankan mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian kita. Akan tetapi karena lowongan sedikit dan pencari kerja banyak, maka kita jangan pilih-pilih pekerjaan.

Sebab, orang yang terlalu pilih-pilih pekerjaan akan menyebabkan pengangguran.

Demikianlah penyebab seorang sarjana tapi pengangguran. Untuk itu, kita harus hindari hal tersebut diatas. sehingga kita tidak menjadi pengangguran. (*)

sarjana tapi pengangguran, ternyata ini penyebabnya                            harianbengkuluekspress.id- setiap orang yang kuliah kemudian lulus dengan menyandang gelar sarjana, tentu berharap mendapatkan pekerjaan yang layak.
namun ternyata, setelah kita lulus kuliah, mencari pekerjaan begitu sulit. tidak segampang yang kita bayangkan. sehingga, tidak sedikit sarjana tapi pengangguran.
menurut hasil survei lembaga payscale, banyak lulusan dengan gelar sarjana kesulitan mendapatkan pekerjaan.
adapun penyebab lulusan sarjana tapi pengangguran adalah sebagai berikut:
baca juga:kur bri rp 300 juta tenor 5 tahun, berikut tabel angsurannya
baca juga:orang yang menyukai pekerjaannya, kenali lewat tanda-tanda ini
1. jumlah pencari kerja banyak
saat ini, setiap tahun perguruan tinggi mewisuda ribuan orang yang bergelar sarjana. sehingga, saat ini jumlah lowongan kerja yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, terutama lulusan sarjana.
sehingga, dengan kondisi tersebut, para sarjana harus lebih jeli dalam mencari lowongan kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya.
2. informasi yang minim
kita kesulitan dalam mencari pekerjaan mungkin karena informasi lowongan kerja minim, sehingga kita menjadi pengangguran.
saat ini anda bisa mencari pekerjaan di media sosial atau juga bisa bertanya-tanya pada teman yang sudah bekerja.
anda jangan hanya menunggu kabar, akan tetapi anda sendiri yang harus mencari kabar.
3. kurang pengalaman
pengalaman yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya pengalaman kerja saja, tetapi juga pengalaman saat mengikuti program magang atau organisasi.
pengalaman tersebut dapat menjadi poin plus bagi perusahaan saat mencari karyawan.
saat ini, tidak sedikit perusahaan yang membuka program magang untuk mahasiswa agar dapat menambah pengalaman dan dicantumkan di curriculum vitae (cv).
baca juga:waspada bbm dicampur air, polda bengkulu turun ke spbu, begini hasilnya
baca juga:pungli di batik nau meresahkan, 2 warga depok jadi bulan-bulanan pelaku
4. terlalu pilih-pilih
setiap orang tentu punya impian bisa bekerja di perusahaan besar yang gajinya gede serta bidangnya sesuai dengan bidang pendidikan atau keahlian kita.
namun, terkadang impian tak sesuai kenyataan, banyak orang bekerja luar dari keahliannya. sebab, bagi mereka yang penting mendapatkan pekerjaan.
untuk itu, setelah sarjana, kita memang disarankan mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian kita. akan tetapi karena lowongan sedikit dan pencari kerja banyak,  maka kita jangan pilih-pilih pekerjaan.
sebab, orang yang terlalu pilih-pilih pekerjaan akan menyebabkan pengangguran.
demikianlah penyebab seorang sarjana tapi pengangguran. untuk itu, kita harus hindari hal tersebut diatas. sehingga kita tidak menjadi pengangguran. (*)