DBD, 2 Orang Meninggal, Ini Imbauan Kepala Dinas Kabupaten Mukomuko
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo, S.KM. --
Harianbengkuluekspress.id – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo SKM meminta agar masyarakat lebih waspada terhadap ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, penyakit itu tidak mengenal usia atau siapa saja bisa terkena penyakit tersebut. Ini dibuktikan dari ratusan kasus DBD, warga yang diserang DBD semua usia mulai dari usia satu tahun, lima tahun,10 tahun,20 tahun hingga di atas 40 tahun. Bahkan DBD sudah menyebabkan 2 orang warga Mukomuko meninggal dunia.
“DBD menyerang semua usia,” bebernya.
Kasus DBD tersebut, tersebar di 17 Puskesmas. Untuk penderita yang usianya 1-5 tahun, dari data yang ada jumlahnya sebanyak 22 orang. Sedangkan yang usianya 5-44 tahun ke atas sebanyak 205 orang.
“Sejak Januari hingga April 2024 ini. Tercatat setidaknya ada 227 orang warga di Kabupaten Mukomuko dinyatakan positif mengidap DBD. Dari jumlah itu, dua orang penderita dikabarkan meninggal dunia,” katanya.
BACA JUGA:Petani Sawit Keluhkan Potongan Penjualan, Segini Besaran Potongan Penjualan Sawit di Bengkulu Tengah
BACA JUGA:Raih 3 Penghargaan IPMA Sekaligus, Bupati Kaur Doakan BE Makin Sukses
Hal sama disampaikan Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, Ruli Herlindo, SKM dikonfirmasi menyampaikan, kasus DBD mengalami peningkatan drastis dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 lalu. Meningkatnya kasus DBD ini, kuat dugaan karena adanya pergantian musim dari kemarau ke musim hujan.
Sebagai upaya untuk menekan jumlah kasus DBD. Pihaknya meminta partisipasi seluruh masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue di lingkungan masing-masing. Dari sebanyak ratusan kasus DBD yang ada di daerah ini. Petugas Dinkes Mukomuko melalui seluruh Puskesmas telah melakukan penanganan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk mencegah penyebaran penyakit DBD.
“Kami di seluruh Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi rumah warga yang ditemukan kasus DBD, pembagian larvasida kepada warga, dan melakukan pengasapan atau fogging massal,” bebernya.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi. Petugas menduga, salah satu penyebab banyaknya kasus DBD di daerah ini karena ada beberapa faktor salah satunya lingkungan yang tidak bersih. Dengan kondisi itu, Dinas Kesehatan juga meminta semua desa menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk DBD di wilayah masing-masing untuk mencegah penularan penyakit menular dan mematikan itu.
BACA JUGA:Harga Gabah Kering Sepadan, Segini harga Jual gabah di Bengkulu Utara
“Untuk pencegahan. PSN lebih efektif meliputi gerakan 3M Plus, yakni menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, dan tempat penampungan air lainnya, menutup dan mengubur benda-benda yang tidak digunakan,” ajaknya. (Budhi Hartono)