Pelepah Sawit jadi Pakan Ternak, Ini Penjelasan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh Muhammad Syarkawi.--

Harianbengkuluekspress.id - Ternyata limbah dari tanaman kelapa sawit berupa daun dan pelepah yang baru dipangkas bisa dijadikan pakan ternak. Hal itu tentu saja mampu membuat peternak Sapi dan Kerbau semakin mudah mendapatkan pakan alternatif untuk ternaknya selama musim kemarau.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, drh Muhammad Syarkawi mengungkapkan, potensi luar biasa dari limbah perkebunan sawit berupa daun dan pelepah sawit yang dapat dijadikan sumber pakan ternak ruminansia, seperti sapi maupun kerbau. Dengan begitu, peternak tidak akan kesulitan mendapatkan pakan ternak alternatif ketika terjadi kemarau panjang.

"Pelepah sawit yang baru dipotong dalam bentuk segar dapat diberikan sebagai pakan ternak setelah diolah menjadi bentuk pendek atau digiling menjadi abon," kata Syarkawi, Minggu 14 Juli 2024.

Menurut Syarkawi, berdasarkan penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. Setelah pelepah dan daun sawit digiling menjadi abon, kemudian dilakukan fermentasi dengan bantuan mikroba ragi "Trichoderma viride dan Rhizopus oligosporus." Hal itu dilakukan agar tekstur pakan menjadi lunak dan disukai oleh ternak.

BACA JUGA:UMKM Diimbau Segera Miliki NIB, Ini Keterangan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bengkulu

BACA JUGA: 23-29 Juli, Vaksinasi Polio Anak, Ini Imbauan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu

"Pakan ini cukup baik, setelah melalui proses fermentasi ternak sapi maupun kerbau sangat menyukainya," tuturnya.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslitbangnak, setelah 14 hari pelepah dan daun sawit dilakukan fermentasi, kandungan protein daun dan pelepah sawit meningkat dari 5,3% menjadi 8,85%. 

"Selain itu, bentuk fisiknya menjadi lembut, dan aromanya menjadi wangi, sehingga kerbau ataupun sapi lebih menyukainya," ujarnya.

Untuk melakukan fermentasi, mikroba ragi perlu diperbanyak melalui inokulum. Caranya adalah dengan memasukkan dua liter biakan inokulum ke dalam larutan air campuran bioreaktor, bersama dengan gula pasir, tepung beras, ragi tempe, urea, KCl, dan SP-36. 

"Biakan dalam bioreaktor kemudian dijaga selama tujuh hari dengan aerasi dan pengadukan yang teratur. Setelah tujuh hari, larutan mikroba siap digunakan untuk fermentasi daun dan pelepah kelapa sawit," ujarnya.

Hasil penelitian ini telah dilakukan uji coba tidak hanya pada ternak sapi dan kerbau, bahkan sebanyak 20 ekor kambing jantan telah mengkonsumsi limbah pelepah dan daun sawit fermentasi selama 12 minggu. Hasilnya kambing mengalami pertambahan bobot yang signifikan. 

BACA JUGA: Tuntaskan Perbaikan Jalan, Ini Pernyataan Anggota DPRD Kota Bengkulu

"Rata-rata, bobot hidup kambing meningkat sebesar 4,3 kg selama 12 minggu, dengan bobot akhir rata-rata mencapai 17,5 kilogram," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan