Ayo Waspadai Penyakit Tak Menular Usai Lebaran, Begini Caranya

Masyarakat saat melakukan deteksi dini PTM di fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Bengkulu Tengah.-IST/BE -

harianbengkuluekspress.id  - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Tengah menyerukan kepada masyarakat untuk meningkatkan deteksi dini terhadap penyakit tidak menular (PTM) pasca perayaan Idul Fitri 1445 hijriah di fasilitas kesehatan setempat.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bengkulu Tengah, Ns Gusti Miniarti SKep MH, PTM memiliki kecenderungan untuk menyerang kapan pun. Sehingga deteksi dini menjadi krusial, terutama pasca Lebaran Idul Fitri tahun ini.

"Masyarakat harus aktif dalam melakukan deteksi dini PTM, agar dapat mengetahui jenis penyakit yang mungkin diderita," ujar Gusti, Senin 15 April 2024.

Ia menekankan, bahwa melalui deteksi dini PTM, masyarakat dapat mengetahui jenis penyakit yang mungkin mereka alami. Seperti hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, stroke, penyakit jantung, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran  dan asma. Selain itu, deteksi dini bisa mencegah hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

"Pentingnya deteksi dini PTM karena penanganannya membutuhkan waktu, biaya, dan teknologi yang tidak sedikit," tambahnya.

BACA JUGA:Mualaf, Disiapkan Seperangkat Alat Salat, Lembaga Ini yang Berikan Bantuan

BACA JUGA: Polres BS Pantau Arus Balik, Begini Hasilnya

Lebih lanjut  Gusti menegaskan, meskipun PTM tidak menular secara langsung, namun dapat memiliki dampak yang fatal dan mengurangi produktivitas individu. Untuk itu, deteksi dini merupakan langkah yang efektif dalam mencegahnya.

"Deteksi dini adalah langkah efektif untuk pencegahan penyakit, jangan sampai penyakit sudah menggerogoti tubuh  dan baru ditangani," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam upaya menurunkan kasus PTM, masyarakat perlu memahami pentingnya pengendalian faktor risiko dan pembagian peran dalam program pengendalian PTM. Selain itu, penyakit ini telah menjadi masalah global yang mengkhawatirkan.

"PTM merupakan masalah global yang semakin mengkhawatirkan dan tidak hanya di Bengkulu Tengah, tetapi di Indonesia," tambahnya. 

Menurut data WHO, 41 juta jiwa meninggal setiap tahun akibat PTM  dengan penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronis, dan diabetes melitus masuk dalam 5 besar penyebab kematian di Indonesia. Ditambah lagi pada tahun 2020, BPJS Kesehatan menghabiskan dana mencapai Rp 17,05 triliun  untuk pelayanan PTM dan menandakan beban ekonomi yang besar akibat penyakit tersebut.

"Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, kita dapat mencegah penyebaran PTM serta meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan," tutupnya.(rewa)

Tag
Share