Harianbengkuluekspress.id - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko terus berkomitmen untuk menangani permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan sawit.
Pasalnya, jika masalah itu tidak segera dihentikan dikhawatirkan produksi gabah di Kabupaten Mukomuko akan terus merosot.
“Lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan harus segera dihentikan untuk ketahanan pangan daerah dan nasional. Ini
penting keseriusan penanganan dari semua pihak,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani.
Ia meminta seluruh pihak agar dapat bersama-sama menghentikan aktivitas
alih fungsi lahan pertanian yang saat ini masih dilakukan oleh sebagian warga.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Air Manjunto, Kecamatan Lubuk Pinang, dan sejumlah kecamatan lainnya.
BACA JUGA:13 Peserta JPTP Ikuti Seleksi Assesment, Ini Dia Daftar Pejabat Lebong yang Ikut
BACA JUGA: Dukcapil Lengkapi Fasilitas Canggih, Ini Target yang Ingin Dicapai
Pitri juga menyampaikan, dari hasil pantauan di lapangan. Alih fungsi lahan pertanian pangan yang dilakukan oleh sejumlah warga itu, dilatarbelakangi beberapa faktor.
Namun faktor yang sangat dominan, tidak tersedianya jaringan irigasi. Selama ini, lanjut Pitri, pemilik lahan sudah cukup sabar. Mereka
menanam padi di atas lahan mereka dengan mengandalkan air hujan. Namun karena cuaca tidak menentu. Maka petani sering gagal panen karena ketersediaan air tidak cukup.
“Sebab kondisi itulah mereka berganti tanaman dari padi ke sawit. Pihaknya juga tidak menyalahkan petani, karena ini mereka lakukan karena kondisinya tidak mendukung. Dan inilah menjadi pekerjaan kita bersama agar alih fungsi lahan tidak terus meluas,” bebernya.
“Yang jelas penanggulangan harus dilakukan cepat agar ketahanan pangan di masa depan tetap terjamin. Mengingat lahan pertanian di Kabupaten Mukomuko adalah yang paling produktif,” lanjutnya.(900)