Harianbengkuluekspress.id – Ratusan masa yang tergabung pada Forum Persatuan Toke Sawit Bengkulu Selatan (BS) dan Aliansi Petani Sawit BS-Seluma berunjuk rasa di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS) di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya.
Para massa unjuk rasa menyampaikan keluhannya kepada pihak Manajemen PT SBS yang dinilai telah memberikan kebijakan yang merugikan masyarakat.
Bahkan buntut kekecewaan para pengunjuk rasa aktivitas jual beli Tandan Buah Segar (TBS) di PT SBS sempat dihentikan sementara. Sebab pintu gerbang PT ditutup oleh masa dengan mobil pikap yang berisi pengeras suara.
Namun massa hanya dapat dibatasi pergerakannya hanya sampai di gerbang utama atau dekat pos penjagaan dan mendapatkan pengawalan ketat dari pihak TNI dan Polri.
BACA JUGA: KPU Pastikan CAT PPK Transparan, Ini Dia Tanggal Tesnya yang Harus Diingat Peserta
BACA JUGA:Gowes Santai Jalur Matai, Dandim Terkesan dengan Keindahannya
Para pendemo menyampaikan tuntutan mereka, yaitu tuntutan utama perusahaan PT SBS diminta untuk dengan jelas mengeluarkan aturan dan jangan sampai merugikan masyarakat. Bahkan saat menyampaikan orasi suasana sempat menegang karena Mill Manager PT SBS tidak menyambut dengan sesuai harapan para pendemo dan terkesan acuh.
"Jangan asal buat kebijakan. Jangan seenak hati buat aturan, kadang tidak ada pemberitahuan dengan kami tiba-tiba berubah dan rugikan petani kami minta ini harus ditanggapi serius," ujar Orator Aksi, Turisman (43).
Bahkan, sang orator juga sambut teriakan para pendomo sebagai bentuk dukungan atas tindakan PT SBS selama ini yang dinilai merugikan masyarakat. Turisman juga mengatakan selama ini PT SBS terkesan bermain sepihak dalam memainkan harga beli Tandan Buah Segas (SBS).
BACA JUGA:Pemkot Terima Reward Rp 6 Miliar, Penghargaan Berhasil Turunkan Stunting Sebesar Ini
"Harga beli TBS di PT SBS terkesan tidak mengikuti harga pasaran, bahkan lebih parah di bawah pasaran," keluhnya.
Lebih lanjut, Turisman mengatakan jangan sampai keberadaan PT SBS menyusahkan masyarakat. Sehingga kebijakan PT SBS harus berpihak kepada masyarakat, yaitu khususnya para petani.
"Jangan jadikan petani korban. Harusnya pabrik didirikan di sini untuk memakmurkan masyarakat bukan justru merugikan," katanya.
Sementara itu, Kapolres BS AKBP Florentus Situngkir SIK yang hadir langsung di lokasi demo mengapresiasi massa unjuk rasa karena sudah menahan diri tidak melakukan tindak kekerasan atau anarkis. Bahkan secara kelembagaan, Kapolres menyatakan pihaknya siap menjadi penengah tempat berkoordinasi antara warga dan PT SBS. Bahkan dengan tegas Florentus meminta agar pihak perusahaan memperhatikan dan dengan segera merespons semua tuntutan yang disampaikan masyarakat, yaitu massa unjuk rasa.
“Jadi warga sekalian kami minta tertib, silahkan berorasi, tapi jangan anarkis. Kami minta semua datang dengan tertib, dan pulang dengan tertib. Khususnya ketika semua tuntunan telah disampaikan dan pihak perusahaan telah menerima dan siap berbenah,” singkatnya.