Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memulai gerakan serentak intervensi pencegahan stunting. Upaya menurunkan angka prevalensi stunting itu berlangsung selama bulan Juni 2024.
Program ini menyasar seluruh ibu hamil, balita, dan calon pengantin di Bengkulu.
Asisten II Setdaprov Bengkulu, RA Denni SH MH mengatakan, langkah tersebut merupakan komitmen Pemprov dalam memerangi stunting.
Sebab, masalah stunting itu akibat dari kekurangan asupan gizi balita dalam waktu lama dan infeksi berulang.
Akibatnya, menghambat tinggi badan dan perkembangan otak anak.
"Karena anak sehat itu adalah investasi bangsa," kata Denni saat kick off intervensi serentak pencegahan stunting, di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Senin, 3 Juni 2024.
BACA JUGA:Pemprov - Korem Bengkulu Bedah Rumah Tak Layak Huni, Begikut Targetnya
BACA JUGA:Mantan Sekretaris KPU Minta Bebas, Ini Isi Pembelaannya di Persidangan
Denni mengatakan, berdasarkan data Dinkes Provinsi Bengkulu, prevalensi stunting di Bengkulu pada tahun 2023 masih mencapai 20,2 persen. Sementara angka nasional sebesar 21,5 persen.
Angka ini menunjukkan perlunya upaya serius dan berkelanjutan untuk mencapai target penurunan stunting.
"Masa depan negara ini tergantung dari pertumbuhan anak-anak kita. Maka tugas kita bersama untuk mempersiapkan dan menjaga mereka dengan baik," tuturnya.
Dijelaskannya, intervensi serentak pencegahan stunting itu akan difokuskan pada periode emas perkembangan otak anak. Yaitu pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Pada periode ini, anak membutuhkan nutrisi, kasih sayang, dan stimulasi yang optimal untuk tumbuh kembang yang maksimal.
"Tujuan intervensi ini adalah untuk meningkatkan dukungan, koordinasi, dan kerja sama pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota," tambah Denni.
Berbagai kegiatan akan dilakukan dalam intervensi pencegahan stunting. Mulai pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi bagi ibu hamil, balita, dan calon pengantin.