harianbengkuluekspress.id – Dalam satu hektar biasanya petani sawit di Kabupaten Mukomuko bisa mendapatkan hasil buah sawit antara 1 hingga 1,5 ton. Namun selama musim trek terjadi, petani hanya mendapatkan hasil produksinya di bawah 1 ton. Turunnya produksi buah sawit di daerah ini, salah satunya disebabkan kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Mukomuko beberapa bulan lalu. Bahkan hingga sekarang, petani sawit pun belum dapat menikmati hasil panen mereka secara maksimal. Meski sejak sebulan belakangan ini, harga sawit di Kabupaten Mukomuko terus mengalami kenaikan hingga mencapai harga tertinggi sebesar Rp 2.580 per kilogram (Kg).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani SPt menerangkan, turunnya produksi buah sawit yang dihasilkan petani selama musim trek.
“Karena musim trek, produksi buah sawit kebun milik petani sawit menurun,” katanya.
BACA JUGA:Gasak 2 Handphone Ditangkap, Segini Kerugian Korban
BACA JUGA:Ayo Cegah Alih Fungsi Lahan, Begini Caranya
Menurutnya, namun untuk harga buah sawit yang dibeli sejumlah pabrik di daerah ini cukup tinggi. Berdasarkan data yang ia dapatkan, harga pembelian buah sawit di pabrik pengolahan minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Mukomuko. Yakni PT Sapta Sentosa Jaya Abadi (Sapta) di harga Rp 2.420 per Kg, PT Karya Sawitindo Mas (KSM) Rp 2.470 per Kg, PT Mukomuko Indah Lestari (MMIL) Rp 2.490 per Kg, PT Sentosa Sejahtera Sejati (SSS) Rp 2.470 per Kg, dan PT Surya Andalan Priatama (SAP) Rp 2.440 per Kg. Harga buah sawit di PT Karya Agro Sawitindo (KAS) Rp 2.470 per Kg, PT Daria Dharma Pratama (DDP) Rp 2.580 per Kg, PT Usaha Sawit Mandiri (USM) Rp 2.430 per Kg, PT Bumi Mentari Karya (BMK) Rp 2.540 per Kg, PT Gajah Sakti Sawit (GSS) Rp.2.580 per Kg, dan PT MPRA sebesar Rp 2.580 per Kg.
“Kenaikan harga di pabarik rata-rata Rp 30 per kg dan memang sering terjadi harga pembelian buah sawit di pabrik CPO tinggi. Namun produksi sawit petani kita tidak maksimal, itu juga yang membedakan sistem pertanian perusahaan perkebunan dengan masyarakat. Mereka tidak ada mengalami musim trek buah karena perlakuan intensif yang perusahaan terapkan,” katanya. Ia menambahkan, meskipun saat ini harga beli buah sawit tertinggi di Rp 2.580 per Kg. Namun tidak dapat dipastikan, apakah harga sawit di daerah tersebut masih memiliki potensi naik atau justru turun. Sebab untuk harga sawit ini tergantung dengan harga jual minyak mentah dunia. Sekarang mahal, dan bisa saja langsung turun.
”Melihat harga pasaran CPO masih cukup bagus dan artinya harga sawit pun bisa bertahan bagus. Terlebih lagi sekarang ini tidak terjadi penumpukan buah sawit di pabrik yang membeli buah sawit dari petani di daerah ini,” ungkapnya.(budi)