Harianbengkuluekspress.id - Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 2, Ariyono Gumay-Harialyyanto memastikan progres pembangunan Kota Bengkulu 5 tahun kedepan tanpa berutang. Hal ini terlaksana bila pasangan ini berhasil memenangkan pertarungan pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Bengkulu, 2024.
"Insya Allah kalau kami dilantik jadi Wali kota, kami pastikan tidak ada pembangunan dengan berhutang," kata Ariyono.
Diketahui, pada kepemimpinan periode sebelumnya Kota Bengkulu dibebankan dengan hutang sebesar Rp 150 miliar ke Bank Jabar Banten (BJB). Memasuki tahun kedua masa piutang ini APBD Kota Bengkulu, sempat mengalami kesulitan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman.
Hal ini juga berdampak pada beberapa program kerakyatan tidak bisa dijalankan akibat minimnya anggaran. Pemkot terpaksa mengajukan penangguhan pembayaran utang itu. Meski telah berhutang namun progres pembangunan kota Bengkulu juga dinilai tidak signifikan, masih banyak jalan dipemukiman warga yang rusak. Disisi lain, realisasi capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum pernah tercapai maksimal. Tingginya kebocoran PAD ini terkesan sulit untuk diatasi oleh pemerintah.
BACA JUGA:90 Desa Diingatkan Tuntaskan Pajak Ini
BACA JUGA:Enam Fraksi Penuh, Empat Gabungan, Begini Penjelasan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Sementara
Saat itu, Ariyono Gumay masih menjabat sebagai anggota DPRD kota. Dan dalam setiap kesempatan dirinya terus menjadi sorotan karena dengan tegas menolak berbagai kebijakan pemkot yang dinilai tidak mementingkan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan dari pengalaman itu, Ariyono memiliki beragam kebijakan yang nantinya akan membenahi dan memperbaiki internal pemerintahan agar terwujud tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government).
"Kami akan fokus pada peningkatan pendapatan daerah. Boleh saja ini gratis, itu gratis, program A program B. Akan tetapi yang harus kita pahami sesuai dengan kekuatan pendapatan daerah. Jadi saya dan Hariall akan fokus meningkatan pendapatan daerah, agar seluruh program dirancang berjalan maksimal," jelas Ariyono.
Dirinya yang maju melalui jalur independent, memiliki program unggulan yakni alokasi Rp 50 juta per RT per tahun. Alokasi ini merupakan wujud pembangunan partisipatif oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan berperan aktif dan ikut dalam pembangunan yang dibutuhkan bersama.
"Warga bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan kita. Alokasi ini akan langsung menyentuh ke kebutuhan infrastruktur masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Sehingga, terjadinya skala pembangunan yang merata," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)