"Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial adalah program prioritas nasional sejak 2018. Perpustakaan bukan lagi sekadar tempat mencari informasi, tetapi sebagai pusat berkumpulnya masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan ekonomi," kata Deni.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Bahkan program ini sudah diikuti oleh 38 provinsi, lebih dari 300 kabupaten/kota, serta lebih dari 4 ribu desa.
"Melalui program ini, perpustakaan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
BACA JUGA:Salah Satunya Dari Bengkulu, 38 Perpustakaan Dibawah PTKIN Raih Nilai Memuaskan
BACA JUGA:Permintaan Pusling dari Sekolah Tinggi, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 'Banjir' Surat Permohonan
Pada pertemuan ini, para pemangku kepentingan membahas langkah-langkah untuk memperluas cakupan program TPBIS di Bengkulu.
Deni Kurniadi menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana masyarakat, dan Corporate Social Responsibility (CSR).
"Diharapkan, semakin banyak desa dan kelurahan yang mereplikasi program ini, sehingga dampaknya bisa lebih luas dan signifikan," tutupnya.(Yeti)