Harianbengkuluekspress.id - Hoaks atau informasi bohong menjadi ancaman serius dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024. Terutama bagi pemilih pemula di Provinsi Bengkulu. Koordinator Wilayah (Korwil) Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bengkulu Dr Gushevinalti mengatakan, generasi muda, khususnya pemuda yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya, menjadi sasaran empuk penyebar hoaks.
"Pemilih pemula kelompok yang paling rentan terhadap informasi hoaks," ujar Gushe saat menjadi narasumber dalam Acara Talk Show dan Deklarasi Pilkada Bermartabat Diera Digital, dengan tema 'Menjaga Kondusifitas Daerah dengan Literasi Digital, di Adeeva Hotel Bengkulu, Selasa 8 Oktober 2024.
Tidak hanya pemilih pemula, kelompok lansia juga sangat rentan menjadi sasaran hoaks soal Pilkada. Karena kelompok tersebut, seringkali belum memiliki kemampuan kritis yang cukup untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah.
"Generasi ini sangat rawan sekali," tuturnya.
BACA JUGA:Debat Pilkada Digelar Segini
BACA JUGA:Rumah Sakit Terima Penghargaan PERSI, Rumah Sakit Bengkulu jadi Percontohan Nasional
Informasi bohong, menurut Gushe, sangat mudah dibuat. Bahkan model penyebaran hoaks juga semakin canggih. Tidak hanya melalui tulisan dan video, tetapi juga sudah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Hal ini membuat hoaks semakin sulit dideteksi, karena terlihat sangat mirip dengan informasi yang benar.
"Hoaks mudah sekali berkembang. Apalagi saat ini sudah ada AI, jadi sangat tipis sekali membedakannya," tambah Gushe.
Untuk mengatasi masalah ini, Mafindo, menurut Gushe, gencar melakukan edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda. Melalui berbagai program, Mafindo mengajarkan masyarakat bagaimana cara mengenali dan menangkal hoaks.
Salah satunya, menggunakan Chatbot Kalimasada Mafindo. Lewat fitur Chatbot WhatsApp, yang bisa diakses melalui https://wa.me/6285921600500. Chatbot Kalimasada dapat menjawab keraguan masyarakat terhadap suatu informasi. Chatbot WhatsApp ini juga dapat memberikan daftar hoaks dan analisis kebenarannya, juga pembanding informasi terverifikasi.
BACA JUGA:Tiga Pohon Tumbang Tempo Sehari, Warga Diminta Waspada, Begini Caranya
"Dalam pesta demokrasi ini, kita terus berikan edukasi kepada masyarakat. Lewat Kalimasada, masyarakat bisa melihat informasi itu benar atau tidak," tegas Gushe.
Asisten I Setdaprov Bengkulu Drs H Khairil Anwar MSi mengatakan, pentingnya menjaga kondusifitas dalam pesta demokrasi, khususnya dalam dunia digital. Karena dunia digital saat ini menjadi medan baru dalam perebutan suara. Sehingga masyarakat perlu waspada terhadap penyebaran hoaks dan informasi yang tidak benar.
"Skill kita dalam dunia digital ini harus dikuatkan kemampuannya. Kalaupun tidak menguasai, minimal mengetahui," terang Khairil.
Khairil mengatakan, dunia digital saat ini sangat berpengaruh dalam membentuk opini publik. Hoaks dan ujaran kebencian bisa dengan mudah menyebar dan berpotensi memecah belah masyarakat. Maka pentingnya literasi digital bagi masyarakat.