Desa yang lebih kecil menerima satu kilogram bubuk abate, sementara desa yang lebih luas menerima minimal dua kilogram.
Bubuk abate ini berfungsi membunuh jentik nyamuk di genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Mukomuko, puncak kasus DBD terjadi pada Mei 2024 dengan 100 kasus.
Namun, pada bulan Juni angka tersebut menurun menjadi 48 kasus, kemudian terus berkurang hingga 31 kasus di bulan Juli.
Tren penurunan ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat berhasil menekan laju penyebaran penyakit DBD.
Hamdan berharap agar masyarakat tetap waspada dan melanjutkan upaya PSN secara rutin untuk memastikan penurunan kasus terus berlanjut.
BACA JUGA:Begini Cara Mencegah Penyebaran DBD
BACA JUGA:Masyarakat Dihimbau Waspada Serangan DBD, Begini Caranya
Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Mukomuko bisa mengendalikan penyebaran DBD secara efektif.
Dengan langkah-langkah preventif seperti fogging, pembagian bubuk abate, serta peningkatan kesadaran masyarakat, Dinas Kesehatan Mukomuko optimis laju penyebaran DBD bisa terus ditekan. (end)