Harianbengkuluekspress.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu mengambil langkah proaktif dengan mendorong mereka untuk memproduksi pangan lokal seperti ubi kayu dan jagung.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan diversifikasi sumber pendapatan bagi petani.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, Adriansyah SP MM menjelaskan, bahwa inisiatif ini bertujuan untuk memberikan alternatif penghasilan kepada petani serta memperkuat ketersediaan pangan di daerah Kota Bengkulu.
"Dengan memproduksi ubi kayu dan jagung, petani tidak hanya akan mendapatkan sumber pendapatan tambahan, tetapi juga akan turut berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan di Kota Bengkulu," kata Adriansyah, Kamis 31 Oktober 2024.
BACA JUGA:Kadinkes Imbau Warga Hindari Makanan Berminyak, Ini Dampak Negatifnya
BACA JUGA:Dinas PMD Provinsi Bengkulu Dorong Desa Dirikan BKAD, Ini Tujuannya
Menanggapi usulan tersebut, seorang petani di Kota Bengkulu, Sulis mengungkapkan dukungannya. Menurutnya, memproduksi ubi dan jagung akan meningkatkan penghasilannya sebagai petani.
"Saya melihat peluang positif dalam usulan ini. Selain mendapatkan penghasilan dari sawah, kami juga dapat mengandalkan hasil panen ubi kayu dan jagung sebagai alternatif ketika situasi pasar sedang tidak menguntungkan," ujarnya.
Para pakar pertanian juga memberikan pandangannya terhadap langkah ini. Dr. Fitriani, seorang ahli pertanian dari Universitas Bengkulu, mengatakan, kegiatan tersebut termasuk diversifikasi tanaman yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi petani di Kota Bengkulu.
"Diversifikasi tanaman memberikan manfaat jangka panjang bagi petani. Selain mengurangi risiko kegagalan panen akibat fluktuasi cuaca dan pasar, tanaman lokal juga mendukung pemulihan keseimbangan ekosistem pertanian," tuturnya.
BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Hujan Lebat Hari Ini, Jumat 1 November 2024, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:Tanam Sayuran Tekan Inflasi, Ini Pesan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu,
Namun, ada juga pandangan yang mengkhawatirkan dampak sosial ekonomi. Pengamat Ekonomi Bengkulu, Kamaludin berpendapat bahwa transisi ini harus diimbangi dengan pelatihan dan pendampingan yang memadai.
"Agar petani dapat sukses dalam beralih tanaman, diperlukan pengetahuan dan keterampilan baru. Pemerintah perlu memastikan ada program pelatihan yang efektif serta akses terhadap pembiayaan yang memadai," tutupnya.(Rewa)