Harianbengkuluekspress.id - Universitas Bengkulu (UNIB) bersama Universitas Udayana dan Australia Society of Energy and Power (ASEP) menggelar konferensi tingkat Internasional tentang energi dan daya seri ke V (Internasional Conference On Energy and Power (ICEP) selama dua hari pada 4-5 Desember 2024, di Hotel Bintang Bali Resort, Kuta.
Konferensi ini bisa terselenggara atas kerja sama antara Fakultas Teknik Unib yang berkolaborasi dengan Fakultas Teknik Universitas Udayana dan ASEP.
Dikatakan Ketua Konferensi internasional ICEP seri kelima A/Prof Dr Erinofiardi dari UNIB, seminar internasional ini diikuti oleh 100 peserta yang sebagian ikut secara daring, yang datang dari seluruh dunia dari USA, Kroasia, Australia, Jepang, Cina, Iran, Arab Saudi, India, Bangladesh, Nepal, Vietnam, Thailand dan juga dari Indonesia.
Selain itu, menurut Dr Erinofiardi kegiatan pelaksanaan konferensi ini pun berjalan dengan lancar dan sukses. Para peserta yang datang dari mancanegara mengaku sangat terkesan dan juga senang sekali mengikuti konferen ini.
BACA JUGA:Kodim 0408 Peringati Hari Juang TNI AD ke-79, Bersihkan Lingkungan dan Tebar Benih Ikan
BACA JUGA:Umrah, Peserta SKB CPNS Gugur, Ini Pernyataan Kabid PPIK BKD Provinsi Bengkulu
“Mereka (para tamu, red) sangat terkesan dengan keramahtamahan dan keindahan dari Pulau Dewata," ungkap Dr Erinofiradi, Rabu, 11 Desember 2024.
Konferensi internasional ICEP seri ke V ini diketuai A/Prof Dr Erinofiardi dari Universitas Bengkulu dengan Wakil Ketua Prof Dr I DG Ary Subagia dari Universitas Udayana dan sektretaris umum, Dr Harun Chowdury yng berasal dri RMIT University, Australia. Pada hari pertama, Seminar Internasional ICEP ke-5 ini dibuka oleh presiden ASEP Prof Dr Firoz Alam dari RMIT University, Australia.
Adapun pembicara undangan dalam Konferensi ini Harlen, Eksekutif VP Perencanaan Strategis Korporat PT PLN menyampaikan tentang Percepatan transisi energi untuk mengejar net zero emission (NZE) pada 2060. Kemudian, dilanjutkan jga oleh pembicara tamu dari China yakni Prof Yingai Jin, UK yakni Prof Mamdud Hossain, dari CSIRO Australia yakni Dr Nawshad Hague, serta dari University Udayana, yakni Prof Ida Ayu Dwi Giriantari.
Para peserta yang datang dari mancanegara mengaku sangatlah terkesan dan senang sekali bisa mengikuti seminar internasional ini dan mereka terkesan dengan keramahtamahan dan keindahan Pulau Dewata.
BACA JUGA:Pengelola Mall Klaim Setor PAD, Setor PAD Sejak 2008 Hingga Sekarang Segini Nilainya
"Konferensi ini tentunya membuka peluang kolaborasi antara peserta dan hal ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peserta dari Indonesia untuk bisa trus berkolaborasi dalam riset maupun juga implementasinya terutama dengan degara maju, seperti Australia, UK, Jepang serta Cina," demikian tutupnya.
Konferensi ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali, seri yang pertama di RMIT University Melbourne Australia pada 2016, kedua Central Queensland University, Sydney, Australia ditahun 2018.
Selanjutnya, yang ketiga di Chiang Mai University, Thailand pada 2021 dan yang keempat di Military Institute of Science & Technology, Dhaka, Bangladesh pada 2022. (Bhudi Sulaksono)