HARIANBE- Kasus kanker dan angka kematian akibat kanker di Indonesia tinggi.
Jenis kanker yang menjadi penyumbang angka kematian tertinggi, yakni kanker paru-paru pada laki-laki dan kanker payudara dan kanker rahim dialami perempuan.
Tingginya beban pembiayaan pengobatan yang tergolong besar, menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kematian di Indonesia.
"Sebanyak 70% penderita kanker baru mencari pengobatan di rumah sakit pada tahap akhir penyakit, " ungkap Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono dalam 1st Annual Indonesian Cancer Conference (AICC) Rumah Sakit Dharmais di Hotel Shangri La, Jakarta.
Terkait hal itu, pihak Kementerian Kesehatan terus memerangi kasus penyakit mematikan itu dengan melakukan berbagai strategi.
Salah satunya dengan memperkuat deteksi dini terhadap empat jenis kanker, yaitu kanker paru-paru, kanker payudara, kanker rahim, dan kanker serviks.
Upaya ini sejalan dengan transformasi kesehatan, terutama pada pilar pertama yang menitikberatkan pada layanan primer.
BACA JUGA: Derita Kanker Paru-paru, Warga Bengkulu Tengah Butuh Uluran Tangan
"Deteksi dini yang lebih baik akan berdampak pada mortalitas yang turun, kematian yang turun pada pasien, keberhasilan pengobatan dan tentu saja biaya yang lebih murah." ungkapnya.
Kemenkes pun menggiatkan berbagai upaya seperti Program vaksinasi HPV menjadi salah satu langkah utama dalam mencegah kanker serviks.
"Upaya ini telah menjadi program nasional yang wajib bagi anak-anak perempuan, khususnya usia 11-12 tahun, "
Karena penyakit kanker yang masih seringkali terdeteksi pada stadium akhir. Maka di samping vaksinasi, terdapat program skrining untuk mendeteksi dini berbagai jenis kanker yang didanai oleh BPJS.
BACA JUGA : Tanaman Antikanker, Ini Manfaat Mengonsumsi Bunga Kecombrang Bagi Kesehatan
Kementerian Kesehatan juga berencana untuk meningkatkan jumlah laboratorium sebagai bagian dari upaya penanganan penyakit kanker secara menyeluruh.