BENGKULU UTARA, BE - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Utara (BU), angka demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 lalu. Terdapat hanya ada 133 kasus di tahun 2023, sementara di tahun 2022 lalu terdapat 226 kasus. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes BU Syamsul Maarief SKM MKes melalui Kabid P2P Dinkes BU Ujang Ismail SKM MPh, Selasa (2/1).
BACA JUGA:Tekan Kriminalitas di Benteng dengan Program Ini
BACA JUGA:29 Desa di Benteng Dapat Tambahan DD, Segini Jumlah Penambahannya
"Ya, berdasarkan data kita per tanggal 31 Desember 2023, untuk kasus DBD mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumya, yakni hanya terdapat 133 kasus dan ditahun 2022 lalu terdapat 226 kasus," ujarnya.
Ditambahkannya, dari total 133 kasus ditahun 2023, terdapat dua kasus meninggal dunia, satu kasus di bulan April dan satu kasus di bulan September. Ujang menjelaskan, penyebabnya angka kasus di tahun 2023 ini disebabkan karena rendahnya curah hujan yang mempengaruhi masa inkubasi virus dengue didalam tubuh nyamuk aedes aegypti. Jika curah hujan tinggi, maka masa inkubasi virus di tubuh nyamuk akan menjadi lebih cepat sehingga mempercepat penyebaran virus dengue.
"Meski terdapat 2 kasus meninggal dunia, namun jumlah kasus tersebut mengalami penurunan dan penyebabnya difaktorkan oleh cuaca. Karena pada tahun 2023 curah hujan intensitasnya rendah, sehingga mempengaruhi masa inkubasi virus dengue didalam tubuh nyamuk aedes aegypti," ungkapnya.
Lebih lanjut Ujang menuturkan, bahwa saat ini intensitas hujan di Kabupaten BU mulai mengalamai peningkatan. Maka dari itu, dirinya mengingatkan serta mengimbau masyarakat agar dapat melakukan tindakan pencegahan dengan 3 M plus dalam upaya pencegahan penyebaran DBD.
"Ini yang kita ingatkan dan imbau kepada masyarakat, karena saat ini intensitas hujan mulai tinggi sehingga perlu masyarakat melakukan tindsakan pencegahan dengan 3M plus ebagai tindak pencegahan penyebaran DBD," tukasnya.(127)