BENGKULU, BE - Kinerja ekspor di Provinsi Bengkulu tercatat menurun pada tahun 2023 lalu.
Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2024, nilai ekspor Bengkulu hingga November 2023 lalu mencapai USD 219,4 juta atau turun 25,25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, menurunnya kinerja ekspor di Bengkulu didorong oleh menurunnya permintaan batu bara dari India dan Tiongkok.
Dimana permintaan batu bara dari India hingga November 2023 mencapai US$ 4,57 juta dan Tiongkok sebesar US$ 140 ribu.
BACA JUGA:Yodan District II Two-K Azana Style Hotel Diresmikan, Hadirkan Fasilitas Mewah
BACA JUGA:Tanggul Ambruk Ancam Jalan dan Pemukiman di Mukomuko, Ini Lokasinya
"Permintaan batu bara dari India dan Tiongkok tercatat menurun. Bahkan penurunan ekspor batu bara mencapai 52,88 persen," kata Win, Minggu 21 Januari 2024.
Win mengaku, pada awal 2023, harga batu bara acuan (HBA) yang mengikuti pasar internasional dibuka sebesar USD 305,21 per ton.
Angka ini naik 8,43% dari posisi akhir tahun 2022 yang mencapai USD 281,48 per ton. Menginjak Februari hingga November 2023, HBA mengalami penurunan menjadi USD 139 per ton. Tidak hanya itu HBA pada awal tahun 2024 ini hanya mencapai USD 125,85 per ton.
"Penurunan harga batu bara ini dikarenakan menurunnya permintaan batu bara dari Eropa yang disebabkan cuaca di Eropa sudah mulai menghangat," tuturnya.
Meski begitu, Win mengaku, batu bara masih menjadi komoditas utama ekspor di Bengkulu.
Bahkan, pada November 2023 komoditas ini menyumbangkan nilai ekspor hingga USD 10,79 juta. Sementara komoditas lainnya yang di ekspor dari Bengkulu yakni cangkang sawit hanya USD 950 ribu.
"Untuk saat ini komoditas utama ekspor Bengkulu itu masih batu bara, sisanya itu cangkang sawit," tuturnya.
Ia memperkirakan, ekspor batu bara di Bengkulu nilainya akan terus meningkat. Hal ini disebabkan permintaan dari Tiongkok dan India akan terus mengalami kenaikan.
"Permintaan batu bara akan terus merangkak naik menyusul permintaan dari Tiongkok dan India," ujar Win.