8.306 Hektare Hutan Hilang Karena Ini

Jumat 26 Jan 2024 - 21:59 WIB
Reporter : Eko Putra
Editor : Haijir

Harianbengkuluekspress.bacakoran.co - Luasan hutan di Provinsi Bengkulu berkurang. Berdasarkan data Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI Warsi), ada seluas  8.306 hektare hilang.

Sebab, hasil penelitian KKI Warsi luasan hutan tahun 2022 mencapai 653.422 hektar. Sementara pada tahun 2023 luasan hutan berkurang menjadi 645.116 hektar.

Direktur KKI Warsi, Adi Junedi mengatakan, saat ini  tutupan hutan di Bengkulu tinggal 645.116 ha, atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.  

"Perubahan tutupan hutan dipengaruhi, pada berkurangnya kemampuan bumi dalam menyerap air hujan," terang Adi dalam pemaparan bersama awak media di The Madeline Hotel Bengkulu, Jumat 26 Januari 2024.

BACA JUGA:Perbup Larangan Siswa Bawa HP ke Sekolah di Seluma Digarap, Ini Tujuannya

BACA JUGA:APK Rusak Estetika Kota, Bawaslu Lakukan Ini

Berkurangnya luasan hutan di Bengkulu disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit, pertambangan, dan pemukiman.

"Berkurangnya resapan air hujan, sehingga curah hujan berpotensi menjadi aliran permukaan," tuturnya.

Dijelaskannya, tidak hanya berkurang, kawasan hutan dan lahan di Bengkulu juga terlihat di citra sentinel yang mengindikasikan adanya lahan terbuka. Dari analisis yang dilakukan terdapat 142.466 hektare lahan terbuka.

Selain dalam kawasan hutan, areal terbuka juga terpantau dalam berbagai pemanfaatan lahan lainnya, seperti pembukaan lahan di kawasan tambang seluas 3.719 hektar, perkebunan sawit seluas 12.719 hektar, dan perusahaan kehutanan seluas 4.053 hektar.

"Adanya areal terbuka di Bengkulu ini, tidak hanya terjadi pada kawasan yang diizinkan, namun juga terjadi pada kawasan konservasi," bebernya.

BACA JUGA:Salurkan Bantuan 198.580 Kg Beras

Dari analisis yang dilakukan, menurut Adi, kawasan terbuka dalam kawasan hutan terpantau seluas 35.044 hektar. Seluas 7.633 hektar bukaan terpantau berada di hutan lindung dan 6.533 hektare berada di kawasan taman nasional.

"Kondisi lahan yang terbuka baik dalam taman nasional, perkebunan, area pengguna lain menjadi penyebab berkurangnya kemampuan tanah dalam penyerapan air, sehingga air akan meluncur menjadi aliran permukaan. Kondisi ini lah yang menyebabkan banjir dan longsor," tutur Adi.

Sementara itu, Adi mengatakan, merujuk data yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Klimatologi tanggal 10 Januari 2024 lalu,  Bengkulu termasuk daerah yang berpotensi mengalami banjir. Potensi itu  diperkirakan akan berlangsung hingga April 2024. Banjir.

Kategori :