Kesadaran akan sebab dan akibat ini mendorong mereka buat ikut serta dalam penegakan aturan.
Jika suatu saat mereka memiliki aspirasi untuk memperbaiki peraturan yang dirasa kurang pas, ini juga dilakukan melalui mekanisme yang sudah ditetapkan.
Mereka tidak sembarangan apalagi berusaha mengubahnya tanpa mengindahkan kepentingan bersama dan hanya mengutamakan keperluan pribadi atau kelompoknya.
Ketaatan mereka pada peraturan membuat segala sesuatu berjalan dengan tertib dan lancar.
2. Memperhatikan kepantasan
Orang yang beretika, sebelum berbuat apa pun ia selalu memikirkan perihal pantas atau tidaknya sesuatu. Seperti ketika mereka hendak mengkritik orang lain. Mereka pasti melihat-lihat dulu tempat serta suasananya.
Mereka menghindari melontarkan kritik pada seseorang di keramaian atau menggunakan kata-kata yang kasar.
Ketika berinteraksi dengan orang yang berbeda usia, mereka juga memikirkan bahasa yang pantas untuk lawan bicara.
BACA JUGA:Diremehkan Temanmu, Balas dengan Cara Ini
BACA JUGA:Mental Kekanak-kananan Meski Usia Sudah Dewasa, Ini Ciri-cirinya
Menyampaikan kritik pada teman sepantar tentu berbeda dengan mengutarakannya pada senior yang telah malang melintang di suatu bidang.
Kritik dari mereka kalau tak disampaikan dengan amat hati-hati bakal terasa sebagai sikap kurang ajar dan sok pintar.
Begitu pula bila orang yang akan dikritik lebih muda dan kurang berpengalaman.
Sebagai orang yang lebih matang, mereka pasti melakukannya dengan sebijaksana mungkin karena tidak mau mematahkan semangat juniornya dan paham akan kewajiban mereka memberi contoh yang baik.
Bukan justru mereka menekannya terlalu keras karena merasa jika dirinya lebih senior.
3. Jaga perasaan orang lain