Harianbengkuluekspress.com- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru,
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, mengupas tuntas tantangan dan kesempatan untuk mengabdi menjadi guru profesional.
Hal itu ia sampaikan pada saat memberikan penjelasan terkait arah kebijakan profesi guru kepada para mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan di universitas Negeri Medan (Uunimed) Medan, 21 Februari 2024.
Pada kesempatan itu, Nunuk menyampaikan visi Ditjen GTK adalah menjadikan profesi guru yang bermartabat, mulia, dan membanggakan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Ditjen GTK berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan status guru secara pasti.
BACA JUGA:Berkunjung ke Bengkulu Utara, Mahfud MD Janjikan Guru Mengaji dan Guru Agama Sejahtera
Salah satu langkah yang dilakukan adalah melalui pemenuhan guru lewat seleksi ASN PPPK dan rekrutmen Pendidikan Profesi Guru," ujarnya.
Masih dikatakannya, proses rekrutmen guru baru saat ini hanya melalui PPG, sehingga semua calon guru baru harus mendaftar melalui jalur PPG Prajabatan.
" Setiap tahunnya, terdapat banyak guru yang pensiun, sehingga kebutuhan guru akan terus bertambah dan formasi guru akan terus tersedia, " ungkapnya.
Nunuk menegaskan, kekurangan guru dalam profesi guru tidak hanya terjadi di Indonesia, juga dialami negara-negara lain seperti Australia.
BACA JUGA:90 Guru Pensiun, Ini Dampaknya Bagi Sekolah
Itu dikarenakan generasi muda belum sepenuhnya mengidolakan profesi guru. Hal ini pula membuat Kemendikbudristek fokus dalam mengubah cara pandang masyarakat untuk peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru.
"Tentu hal ini menjadi fokus Ditjen GTK untuk mengubah pandangan ini dan menjadikan profesi guru sebagai profesi yang membanggakan dan mulia,"jelas Nunuk Suryani.
Dirjen GTK berharap agar para mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dapat menjadi individu yang berkarakter, menguasai kompetensi esensial, dan memiliki enam dimensi, yaitu beriman.
Sellanjutnya guru juga harus bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; mandiri; bergotong royong; bernalar kritis; dan kreatif, tukasnya. (**)