Harianbengkuluekspress.id- Saat ini umat islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa. Salah satu ibadah dan mendapatkan pahala yang berlipat dan sangat dianjurkan yakni sahur.
Dengan sahur kita menyiapkan energi untuk melaksanakan aktivitas pada keesokan harinya. Sehingga, kita bisa menahan lapar dan haus hingga tiba waktu berbuka puasa.
Sahur, merupakan momen berharga yang diberikan kepada umat Muslim untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Terkait waktu sahur, Rasulullah Muhammad SAW mengajak umatnya untuk menjalankan sahur dengan penuh keberkahan.
BACA JUGA:Penanaman Padi Gogo di Bengkulu Ditargetkan 10.730 Hektare, Berikut Lokasinya
BACA JUGA:SMKN 3 Terbakar Murni Disebabkan Korsleting Listrik, Rehab Total Rp 1,3 Miliar
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik memberikan gambaran tentang kebiasaan Rasulullah dalam menunaikan sahur.
Dalam hadits tersebut, Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersama Zaid bin Tsabit pernah makan sahur.
Setelah selesai makan sahur, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam langsung berdiri untuk menunaikan shalat.
Anas bin Malik menjawab pertanyaan mengenai jarak waktu antara selesai makan sahur dan pelaksanaan shalat Subuh, yakni sekitar waktu seseorang membaca sekitar 50 ayat Al-Qur'an.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan sunnahnya mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu Subuh.
Ini menegaskan pentingnya mengambil manfaat penuh dari waktu sahur untuk mempersiapkan tubuh dan jiwa dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Mengakhirkan waktu sahur juga memungkinkan seseorang untuk mendapatkan keberkahan dalam ibadahnya.
Ibnu Abi Jamrah menyampaikan faedah dari mengakhirkan waktu sahur. Beliau menyatakan bahwa Rasulullah melihat kebiasaan ini sebagai hal yang sangat mudah bagi umatnya untuk dilakukan.
Tidak makan sahur dapat membuat puasa menjadi lebih berat, sementara makan sahur terlalu awal juga memiliki risiko tertentu.