Produksi Kopi Capai 50,370 Ton

Rabu 20 Mar 2024 - 19:59 WIB
Reporter : Rewa Yoke
Editor : Zalmi Herawati

Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Provinsi Bengkulu mencatat produksi kopi di Bengkulu, pada 2023 mencapai 50,370 ton dari lahan seluas 90.964 hektar. Produksi kopi diharapkan tahun ini bisa meningkat. Sebab, peningkatan produksi kopi dapat meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya petani kopi di Bengkulu.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut mengatakan, produksi kopi pada tahun 2024 ini diharapkan bisa mengalami peningkatan dibandingkan 2023.

"Kita harapkan pada tahun 2024 ini produksi kopi di Bengkulu, lebih baik dibandingkan 2023" kata Rizon saat diwawancara BE, Rabu 20 Maret 2024.

Ia mengatakan, untuk meningkatkan produksi kopi, pihaknya akan memberikan bantuan bibit kopi ke petani. Sehingga diharapkan nantinya tanaman kopi yang tidak produktif akan kembali produktif.

BACA JUGA:Perhatikan Asupan Gizi, Ini Pesan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:21 Paket Sabu dan 2 Pengedar Ditangkap, Di Sini Lokasi Penangkapan Tersangka

"Ini memang memerlukan proses, tapi itu salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kopi di Bengkulu," ujar Rizon.

Ia menjelaskan, meningkatnya produksi kopi di Bengkulu, disebabkan petani yang terus menjaga dan meningkatkan kualitas lahan perkebunan kopi. Bahkan saat ini, rata-rata petani kopi di Bengkulu sangat paham bagaimana menjaga kualitas lahan, agar mampu memberikan hasil yang maksimal.

"Petani kopi kita sudah paham bagaimana cara menjaga lahan kebun kopi agar mampu menghasilkan produksi yang banyak," ujarnya.

Ia mengaku, salah satu cara yang dilakukan petani untuk menghasilkan produksi kopi yang banyak yakni dengan memanfaatkan pupuk organik. Banyak petani di Bengkulu saat ini telah beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik. Hasilnya produksi kopi menjadi lebih baik.

BACA JUGA: Terdakwa BOK Dituntut Ringan, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Terdakwa

"Dengan memakai pupuk organik maka tanah di kebun kopi menjadi subur sehingga produksinya tidak mengalami penurunan," tuturnya.

Bahkan menurut Rizon, saat ini sudah banyak perusahaan perkebunan kopi yang telah menggunakan pupuk organik. Hal itu disebabkan pupuk organik mampu membuat hasil produksi lebih baik dibandingkan pupuk kimia.

"Selain itu, tanaman kopi yang menggunakan pupuk organik bisa masuk ke pasaran global, asalkan pemeliharaan serta penanganan hama penyakit tidak lagi menggunakan bahan kimia baik pupuk maupun racun baik insektisida maupun pestisida," ungkapnya.

Ia mengaku, penggunaan herbisida atau racun rumput dapat meninggalkan jejak bekas residu. Selain itu, penggunaan herbisida juga bisa membuat kopi asal Bengkulu menjadi ditolak di pasaran lokal maupun luar negeri.

Kategori :