Nilai Ekspor Bengkulu Turun 68,79 Persen, Ini Penyebabnya
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal--
BENGKULU, BE - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat nilai ekspor di Provinsi Bengkulu terus mengalami penurunan yang signifikan.
Bahkan menurut data terbaru, ekspor mengalami penurunan sebesar 68,79 persen dalam periode satu tahun, dari US$ 33,91 juta pada September 2022 menjadi hanya US$ 10,58 juta pada September 2023.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal memberikan penjelasan terkait penurunan yang cukup drastis ini.
Ia menyatakan, penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan oleh pelemahan permintaan komoditas ekspor dari sejumlah negara di dunia.
"Penurunan nilai ekspor ini disebabkan oleh pelemahan permintaan sejumlah komoditas ekspor utama. Bahkan pada bulan September 2023 lalu, seluruh komoditas ekspor di Bengkulu mengalami penurunan yang cukup mencolok," kata Win, Minggu (5/11).
Dalam data yang dirilis oleh BPS pada Oktober 2023 ini, terlihat bahwa beberapa komoditas ekspor utama pada September 2023 lalu mengalami penurunan yang signifikan. Seperti ekspor komoditas batu bara mengalami penurunan sebesar 30,99 persen.
Begitu pula dengan ekspor cangkang sawit yang turun sebesar 35,35 persen, dan ekspor karet yang mengalami penurunan sebesar 9,70 persen.
"Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita bersama. Kita perlu mencari solusi untuk mengatasi penurunan ekspor ini agar ekonomi daerah ini tetap stabil," ujar Win.
Pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan eksportir, telah mulai berdiskusi untuk mencari solusi dalam menghadapi penurunan ekspor ini.
Salah satu langkah yang telah diambil adalah meningkatkan promosi dan pemasaran komoditas ekspor Bengkulu di tingkat nasional dan internasional.
"Sudah banyak upaya dilakukan oleh pemerintah daerah dan eksportir, salah satunya meningkatkan promosi dan pemasaran komoditas ekspor Bengkulu baik di tingkat nasional dan internasional," jelas Win.
Bukan hanya itu, upaya untuk diversifikasi produk ekspor juga menjadi perhatian. Dengan variasi produk ekspor yang lebih luas, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap fluktuasi pasar global.
"Selain promosi dan pemasaran, kita minta agar dilakukan diversifikasi produk ekspor, sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap fluktuasi pasar global," tuturnya.
Menurut Win, kondisi ekonomi global yang juga turut mempengaruhi ekspor Bengkulu diakui sebagai faktor yang tak bisa diabaikan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor di Bengkulu.