Kisah Datuk Mawi (65) Si Penakluk Harimau Sumatera: Bertobat Setelah Bunuh Lebih dari 150 Harimau
Ary/BE - Datuk Mawi saat menceritakan pengalamannya selama puluhan tahun menjadi pemburu Harimau Sumatera hingga akhirnya bertaubat.--
Datuk Mawi mengaku terakhir kali ia berburu dan mendapatkan harimau pada tahun 2017 lalu. Saat itu harga harimau hasil buruannya hanya dihargai Rp 17 juta.
Dalam kurun waktu dari tahun 1972 sampai dengan tahun 2017, ia mengaku tak kurang dari 150 ekor Harimau Sumatera ia bunuh. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 ekor ia bunuh cuma-cuma karena belum mengenal pembeli.
"Yang membeli hasil buruan saya ada dari Palembang, Jambi, Padang bahkan dari Bengkulu ini juga ada," ungkap Datuk Mawi.
Selain meninggalkan dunia berburu harimau, sebagai bentuk pertobatan dan permohonan ampun kepada tuhan yang maha esa atas dosa-dosanya yang telah mebunuh harimau, Mawi mengaku saat ini ia berusaha semampunya mengajak para pemburu lain untuk juga bertobat, kemudian membersihkan jerat-jerat harimau di hutan serta kegiatan lain untuk membantu kelestarian spesies kucing besar tersebut.
Sementara itu, awal pertobatannya dari berburu Harimau Sumatera, Datuk Mawi mengaku bertemu dengan Iswadi (46) Ketua Yayasan Lingkar Inisiatif yang fokus dalam pelestarian Harimau.
Setelah mendapat penjelasan dan solusi dari Iswadi tersebut, akhirnya Datuk Mawi benar-benar meninggal dunia perburuan harimau yang telah ia lakoni hampir 40 tahun dengan menyerahkan seluruh alat berburu yang ia miliki.
"Saya berhenti berburu karena diminta berhenti dan dibawa berhenti," kata Datuk Mawi.
Dibawa berhenti yang dimaksud Datuk Mawi adalah dicarikan solusi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu dengan mengambil madu di hutan.
Selain itu, Datuk Mawi juga menyadari bahwa hasilnya dari berburu Harimau Sumatera tersebut juga tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama anak dan cucunya.
Sehingga ia bertekat untuk berhenti bahkan mengajak pemburu-pemburu lainnya untuk berhenti dari berburu spesies kunci dari TNKS tersebut.
"Datuk bilang hasilnya setengah cukup, karena untuk membangun rumah saya tidak bisa," lirih Datuk Mawi.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lingkar Inisiatif, Iswadi mengungkapkan pihaknya memerlukan perjuangan yang keras untuk meyakinkan Datuk Mawi agar meninggalkan kebiasannya berburu Harimau.
"Setidaknya butuh 2 tahun kami meyakinkan Datuk Mawi ini agar meninggalkan kebiasaannya berburu Harimau Sumatera," kata Iswadi.
Setelah yakin meningkalkan aktivitas berburu Harimau, kemudian Datuk Mawi selalu mereka ajak dalam kegiatan-kegiatan konservasi pelestarian harimau seperti patroli, mengedukasi pemburu lain.
Dari edukasi yang dilakukan tersebut, saat ini Datuk Mawi berhasil menyadarkan 25 orang pemburu lainnya. Kemudian oleh Yayasan Lingkat Inisiatif, Datuk Mawi dan para mantan pemburu harimau tersebut mereka buatkan kelompok dengan nama kelompoknya Jaga Imau.